Harga Batubara Acuan Naik Imbas Sentimen Commodity Supercycle

Selain faktor supercycle, penyebab utama pendorong kenaikan HBA lainnya adalah melonjaknya permintaan impor dari Tiongkok.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 12:27 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 12:27 WIB
Kementerian ESDM RI
Komoditas Batu Bara. Dok ESDM

Liputan6.com, Jakarta Harga Batubara Acuan (HBA) di Februari 2021 mengalami kenaikan seiring sentimen yang dibentuk oleh supercycle komoditas (commodity supercylce). HBA Februari ditetapkan sebesar USD 87,79 per ton atau reli sebanyak 15,7 persen dari bulan sebelumnya sebesar USD 75,84 per ton.

"Adanya sentimen commodity supercycle, antara lain kenaikan harga gas ikut memperkuat harga batubara," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Senin (8/2/2021).

Agung pun mengatakan, sinyal supercycle ini diyakini akan terjadi di tahun 20201 pada berbagai komoditas terutama komoditas pertambangan.

Salah satu pemicunya berasal dari suku bunga acuan yang rendah, dolar AS yang lemah hingga pertumbuhan ekonomi serta pembangunan infrastruktur di berbagai negara.

Selain faktor supercycle, penyebab utama pendorong kenaikan HBA lainnya adalah melonjaknya permintaan impor dari Tiongkok. "Suplai batubara domestik (Tiongkok) tidak dapat memenuhi kebutuhan batubara pembangkit listrik," ujar Agung.

Harga Batubara kembali pulih (rebound) dalam empat bulan terkahir setelah sepanjang tahun 2020 mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19, yaitu Oktober 2020 (USD51/ton), November 2020 (USD55,71/ton), Desember 2020 (USD59,65/ton), dan Januari (USD75,84/ton).

"Selama empat bulan terakhir harga batubara terus menuju ke level psikologis," tandas Agung.

 


Harga Kembali Pulih

Perubahan HBA itu juga diakibatkan oleh dua faktor lain, seperti faktor turunan supply dan faktor turunan demand. Untuk faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand, dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Nantinya, HBA di Februari ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel). (*)

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya