HBA Maret 2025 Resmi Berlaku Jadi Patokan Harga Batu Bara Ekspor

Melalui regulasi tersebut, harga batu bara acuan untuk ekspor akan ditetapkan sebanyak dua kali dalam satu bulan. Adapun HBA sesuai putusan ini berlaku sejak 1 Maret 2025.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana Diperbarui 03 Mar 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2025, 08:30 WIB
HBA Maret 2025 Resmi Berlaku Jadi Patokan Harga Batu Bara Ekspor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Maret 2025 sebagai patokan harga batu bara ekspor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) Maret 2025 sebagai patokan harga batu bara ekspor.

Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 80.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Periode Pertama Bulan Maret Tahun 2025.

Melalui regulasi tersebut, harga batu bara acuan untuk ekspor akan ditetapkan sebanyak dua kali dalam satu bulan. Adapun HBA sesuai putusan ini berlaku sejak 1 Maret 2025.

"Menetapkan Harga Batubara Acuan yang selanjutnya disebut HBA untuk Periode Pertama Bulan Maret Tahun 2025 dengan besaran tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini," bunyi diktum kedua Kepmen ESDM 80.K/MB.01/MEM.B/2025, dikutip Senin (3/3/2025).

Harga batubara acuan di periode pertama Maret 2025 ini dipatok mulai dari USD 34,16 per ton hingga USD 128,24 per ton. HBA ini kemudian digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB) di waktu yang sama. 

Berikut rincian Harga Batubara Acuan untuk periode pertama Maret 2025:

1. Batubara (6.322 GAR)

Harga: USD 128,24 per ton

Spesifikasi: HBA dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26 persen, total sulphur 0,66 persen, dan ashar 7,94 persen

 

2. Batubara I (5.300 GAR)

Harga: USD 82,66 per ton

Spesifikasi: HBA I dalam kesetaraan nilai kalor 5 epp kcal/kg GAR, total moisture 21,32 persen, total sulphur 0,75 persen, dan ashar 6,04 persen

 

3. Batubara II (4.100 GR)

Harga: USD 50,70 per ton

Spesifikasi: HBA dalam kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR, total moisture 35,73 persen, total sulphur 0,23 persen, dan ashar 3,90 persen

 

4. Batubara III (3.400 GAR)

Harga: USD 34,16 per ton

Spesifikasi: HBA dalam kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR, total moisture 0,24 persen, total sulphur 0, persen, dan ashar 3,88 persen

 

 

 

Ancam Batasi Ekspor

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Penetapan HBA Maret 2025 ini dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, sebagai ultimatum untuk membatasi ekspor batu bara Indonesia. Lantaran harga batu bara Indonesia terus mendapat tekanan di pasar global, padahal berkontribusi sangat besar untuk kebutuhan dunia. 

Oleh karenanya, Kementerian ESDM menerbitkan aturan soal harga batu bara acuan. Itu akan jadi pedoman dalam transaksi batu bara di pasar global. Tujuannya, untuk mendongkrak harga batu bara Indonesia di pasar global. Lantaran harga komoditas tersebut kini terus merangsek turun. 

Bahlil menegaskan, setiap perusahaan nantinya wajib tunduk terhadap regulasi tersebut. Jika tidak, yang bersangkutan nantinya bakal kena larangan ekspor.

"Kalau ada perusahaan yang tidak memenuhi itu, maka kami punya cara agar mereka bisa ikut. Bila perlu, kalau mereka enggak mau, kita tidak usah izinkan ekspornya," tegas Bahlil beberapa waktu lalu. 

Menurut dia, batu bara Indonesia betul-betul berdampak masif, sistemik, dan terstruktur bagi kebutuhan dunia. Sebagai contoh, ia melampirkan data ekspor batu bara Indonesia per 2024 yang mencapai 555 juta ton. 

Jumlah itu disebutnya sangat signifikan terhadap angka yang beredar di pasar batu bara, kurang lebih sekitar 1,2-1,5 miliar ton. "Kita menyuplai kurang lebih sekitar 555 juta ton. Itu sama dengan 30-35 persen dari konsumsi dunia," seru Bahlil.

Wajib Berdaulat Penuh

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)... Selengkapnya

Bahlil menegaskan, Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar batu bara wajib berdaulat penuh terkait penentuan harga. Sehingga Indonesia tak perlu lagi manut dengan negara lain selaku konsumen.

"Masa harga batu bara kita dibuat lebih murah? Masa kita harga batu bara ditentukan oleh negara tetangga? Negara kita harus berdaulat untuk menentukan harga komoditas sendiri," ujar Bahlil.

Saat ini, Bahlil mencatat total ekspor batu baru sepanjang 2024 mencapai 555 juta ton. Ekspor batu bara RI konsisten mengalami tren peningkatan dalam 5 tahun terakhir. 

Dengan 2020 sebanyak 405 juta ton, 2021 sebanyak 435 juta ton, 2022 sebanyak 465 juta ton, dan 2023 sebanyak 518 juta ton.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya