Ada Holding BUMN Ultra Mikro, Pegadaian Hemat Rp 400 Miliar per Tahun

Pegadaian menargetkan untuk membuka 2000 kantor cabang tiap tahunnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 15:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 15:45 WIB
Buruan Ikutan, Badai Emas Pegadaian Berhadiah Total 10 Milyar Tinggal Hitungan Hari!
Program Badai Emas Pegadaian berhadiah total 10 Milyar rupiah tinggal menghitung hari. Batas akhir periode program ini sampai dengan hari Sabtu, 20 Juli 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto mengatakan Pegadaian akan diuntungkan dengan adanya Holding BUMN Ultra Mikro. Holding antara Pegadaian dengan PT Bank BRI Tbk. dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) ini bakal menghemat anggaran perusahaan dalam melakukan ekspansi bisnis.

Kuswiyoto mengatakan Pegadaian menargetkan untuk membuka 2000 kantor cabang tiap tahunnya. Biasanya modal untuk membuka 1 cabang mencapai Rp 200 juta.

Sehingga untuk membangun 2000 kantor cabang membutuhkan anggaran Rp 400 miliar. Namun, dengan bekerja sama dengan Bank BRI, Pegadaian tidak perlu mengeluarkan biaya Rp 400 miliar per tahun.

"Dengan bekerja sama dengan BRI, kami bisa menghemat dana untuk membuat outlet. Sehingga kita hemat dana RP 400 miliar per tahun," kata Kuswiyoto dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Senin (8/4).

Pegadaian hanya perlu menugaskan seorang karyawan untuk melakukan penaksiran di setiap kantor cabang Bank BRI. Dengan adanya kerja sama ini, biaya yang bisa dihemat perusahaan dalam membuka jaringan baru mencapai Rp 300 juta per outlet.

Saat ini cara tersebut tengah dilakukan uji coba di 75 kantor cabang Bank BRI. Bila ini berhasil dilakukan, maka akan terus ditambah menjadi 1000-2000 petugas penaksir pegadaian yang akan ditempatkan di kantor cabang Bank BRI.

"Kita sudah ada 75 piloting dengan menempatkan 1 tenaga kerja kita di BRI dan ini akan terus ditambah 1000, 2000 dan seterusnya di sana," kata dia.

Dia menambahkan, ekspansi ini perlu dilakukan Pegadaian demi menyelamatkan masyarakat yang masih mendapatkan pembiayaan dari rentenir dengan bunga yang mahal. Saat ini kantor cabang Pegadaian baru ada sekitar 4000 di seluruh Indonesia.

"Pegadaian hari ini baru memiliki kantor cabang sekitar 4.000 di setiap kabupaten dan kota di Indonesia, tapi kalau di kabupaten/kota baru kami belum punya," kata dia.

Sehingga dengan adanya kerja sama dengan Bank BRI ini ekspansi yang dilakukan bisa lebih cepat. Mengingat Bank BRI sudah ada di berbagai wilayah Indonesia.

"Dengan begitu jangkauan kami di masyarakat ini jauh lebih bagus," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Debitur Pegadaian Malas Ambil Subsidi Bunga, Ini Alasannya

pegadaian
PT Pegadaian (Persero) kembali menggelar Program Badai Emas yang hadir untuk masyarakat dengan konsep yang lebih besar dan akan menghadirkan berbagai hadiah bernilai MilIaran Rupiah

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Kuswiyoto mengatakan sampai akhir 2020 pencairan subsidi bunga dari pemerintah baru tersalurkan kepada 370 debitur dengan nilai Rp 108,6 miliar. Angka ini masih jauh dari target penyaluran subsidi yang ditargetkan 1,8 juta debitur dengan nilai Rp 422,2 miliar.

"Pencairan ini masih kecil yaitu 370 debitur dengan nilai uangnya Rp 108,6 miliar," kata Kuswiyoto dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI DPR-RI, Jakarta, Senin (8/4/2021).

Dia menjelaskan, kredit pinjaman di Pegadaian memiliki tenor yang pendek dan nilai pinjaman yang kecil. Sehingga banyak nasabah yang tidak bisa menikmati program subsidi bunga dari pemerintah.

Selain itu, nilai subsidi bunga pun relatif kecil dengan maksimal subsidi yang diterima Rp 100 ribu. Mayoritas penerima subsidi bunga ini sebesar Rp 20.000- Rp 30.000. Nilai subsidi yang kecil ini membuat para debitur enggan untuk mengambil subsidi kredit dari pemerintah.

"Ada juga yang subsidinya Rp 20.000, ini mereka malas datang mungkin karena ongkos angkot atau gojeknya enggak menutupi, untuk ambil subsidi yang kecil," kata dia.

Kondisi yang sama juga terjadi pada program Bantuan Presiden Produktif. Dari target penyaluran 1,18 juta debitur hanya 540 ribu debitur yang melakukan pencairan subsidi bunga. Adapun total pencairan yang dilakukan debitur sebesar Rp 1,34 triliun dari targetnya mencapai Rp 2 triliun.

"Jumlahnya (pinjaman) juga tidak terlalu besar jadi nasabah kami tidak memikirkan subsidi bunga ini," kata dia.

Berbagai upaya pemberitahuan kepada debitur juga telah dilakukan Pegadaian untuk menginformasikan agar nasabah mengambil dana subsidi bunga tersebut. Mulai dari SMS blast hingga mempekerjakan 800 tenaga kerja dalam program ini.

"Kita sudah pakai SMS blast, sebulan 2-3 kali dan kita pekerjakan pegawai khusus untuk mendatangi nasabah kami," kata dia.

Untuk itu, dana subsidi yang belum dicairkan para debitur ini ditampung ke dalam rekening khusus oleh perusahaan.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya