Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan program pembangunan lumbung pangan (food estate) di Kalimantan Tengah (Kalteng) berjalan sesuai dengan rencana. Dirinya membantah jika program tersebut gagal dan tidak menghasilkan panen sesuai perhitungan.
Menurutnya, food estate di Kalteng memiliki perbedaan dari sisi geografis dibandingkan food estate di daerah lain.
Baca Juga
"Maaf, food estate Kalteng itu tidak seperti di Aceh, di Jawa, tidak seperti yang kita lihat. Di sana itu rawa 1,5 meter, 50 cm paling dikit airnya, air dengan pH kuning yang asamnya tinggi. Kalau traktor roda 4 diterjunkan akan tenggelam," kata Syahrul dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin (8/2/2021).
Advertisement
Mentan bilang, lahan food estate berhasil digarap meskipun ada beberapa hektare yang panennya tidak optimal gara-gara gangguan seperti hama dan faktor cuaca.
"Dari 30 ribu (hektare) kita berhasil, ayo turun, mana yang tidak berhasil? Tentu ada lah, 10, 20 hektare yang bermasalah karena ada tikus, hama dan air yang naik. Air tinggi kalau nggak dipotong (dipanen) sekarang, dia akan kehilangan hasil totally," jelas Syahrul.
Mentan protes jika lumbung pangan Kalteng disebut gagal karena panennya saja baru dimulai. Dirinya juga meminta anggota DPR Komisi IV untuk bersabar menunggu hasil panennya.
"Bagaimana gagal sementara panen baru mau mulai di Pulang Pisau. Beberapa belum (panen). Saya mohon kasih saya waktu untuk membenahi ini," katanya.
"Secara umum food estate saya kira baru mulai, baru 215 hektare dan itu hasilnya cukup bagus. Tahun ini kami masuk 1.000 hektare," imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin mengatakan, terdapat laporan food estate di Kalimantan Tengah mengeluhkan hasil panen yang hanya 2-3 ton per hektare.
"Di beberapa media, beberapa waktu lalu, petani mengeluh karena food estate panennya cuma 2-3 ton. Saya sampaikan, katakanlah, kalau Kalimantan Tengah produksinya sukses, misalnya 1 hektare (menghasilkan) 5 ton. Terdapat berapa juta ton gabah atau padi, mau di bawa kemana?" katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Petani Sebut Program Food Estate Berhasil Tambah Produksi
Ketua Kelompok Tani Desa Belanti Siam, Mujianto mengatakan saat ini lahan food estate sudah memasuki masa panen. Usai panen, para petani akan segera masuk masa tanam kembali.
"Bulan-bulan ini di kelompok kami dari enam puluh anggota siap panen, program dari Pak Presiden berhasil dan membuat kami merasa puas,” kata Mujianto di Belanti Siam, Rabu (03/02/2021).
Mujianto mengakui dari pendampingan yang dilakukan program food estate di daerahnya tersebut mendapatkan kenaikan dari provitas hasil produksi.
"Untuk di kelompok saya ini hasilnya sudah meningkat lebih banyak satu sampai dua ton tiap hektar yang diusahakan, dari sebelumnya bisa mendapatkan rata rata tiga sampai empat ton, sekarang sampai lima sampai enam ton,” ucapnya bangga.
Untuk selanjutnya, Mujianto hanya menyarankan pemerintah juga mendengarkan masukan petani, terkait pengaturan waktu tanam, mengingat kondisi alam di wilayah Belanti Siam sedikit berbeda.
“Saya yakin akan lebih baik lagi hasilnya kelak, kami paham kondisi alamnya, pemerintah tinggal mendukung kami,” tambahnya.
Kepala Desa Belanti Siam, Amin Arifin pada kesempatan yang sama memberi klarifikasi informasi beredar adanya gagal panen di wilayahnya.
"Bisa dilihat secara langsung di sini, dengan hamparan padi menguning ini, dan memang juga sudah ada yang mendahului panen. Hasilnya kemarin menggunakan alat bisa 5-6 ton. Jadi kalau di sini gagal panen itu tidak benar" ungkap Arifin.
Diketahui pada Oktober 2020, Presiden Joko Widodo dengan menggunakan mekanisasi melakukan tanam pertama di Desa Belanti Siam, Kelurahan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.
Pengembangan kawasan food estate yang sedang fokus digarap pemerintah menjadi program pertanian berbasis economic of scale yang diterapkandengan skala luas.
Food estate ini diharapkan dapat memperkuat cadangan pangan nasional. Adapun khusus kabupaten Pulang Pisau, saat ini telah dikembangkan pada lahan seluas 10.000 hektar.
Advertisement