Makin Kaya, Harta Bos SoftBank Capai Rp 682 Triliun

Saham SoftBank telah melonjak hingga 221 persen sejak Son muncul dalam deretan miliarder dunia pada tahun lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2021, 21:00 WIB
Masayoshi Son CEO Softbank (CNN)
Masayoshi Son CEO Softbank (CNN)

Liputan6.com, Jakarta Saham salah satu miliarder Jepang Masayoshi Son, SoftBank Grup, akhirnya mampu mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Saham Son telah melonjak hingga berada di 10,420 yen Jepang. Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan beberapa dekade sebelumnya yang hanya berada di angka 10.111 yen pada Februari 2000.

Dengan lonjakan sahamnya tersebut, yang meningkat menjadi USD 48 miliar atau setara dengan Rp 682 triliun, akhirnya mampu membuat Son berada dalam urutan di bawah pemiliki Uniqlo Tadashi Yanai yang kekayaannya mencapai USD 48,2 miliar.

Saham SoftBank, seperti dikutip dari lama Forbes pada  (18/02/2021), telah melonjak hingga 221 persen sejak Son muncul dalam deretan miliarder dunia pada tahun lalu. Saat itu kekayaan bersihnya baru mencapai USD 16,6 miliar.

Selain itu, sebuah analisis juga mengaitkan adanya run-up saham baru-baru ini sekaligus banyaknya faktor, seperti penjualan aset, untuk mendanai pembelian kembali saham hingga serangkaian IPO yang sukses dalam beberapa bulan terakhir itu yang bisa mendorong saham Son meningkat.

Di samping itu, sejak April hingga September 2020, SoftBank pun telah melakukan penjualan besar-besaran. Dari hasil penjualan itu akhirnya perusahaan mampu mengantongi keuntungan hingga 5,6 triliun yen (USD 53 miliar) secara kumulatif. Di dalamnya termasuk penjualan saham di operator jaringan nirkabel Amerika T Mobile, raksasa e-commerce China Alibaba, serta afiliasi telekomunikasi SoftBank Corp. Akhirnya melalui dana tersebut, pada 31 Januari 2021, perusahaan berhasil membeli kembali saham senilai 1,3 triliun yen (USD 12,42 miliar).

Bahkan pada September tahun lalu, SoftBank juga telah menandatangani kesepakatan sebesar USD 40 miliar untuk menjual sahamnya di perancang chip Arm kepada produsen semikonduktor AS Nvdia.

Perusahaan milik Son tersebut juga telah melaporkan selama sembilan bulan terakhir, hingga berakhir 31 Desember 2020, dan menunjukkan angka yang cukup kuat. Penjualan bersihnya naik 6 persen menjadi 4.138 miliar yen (USD 40 miliar), sementara laba bersihnya melonjak hingga 541 persen menjadi 3.055,2 miliar yen (USD 29.6 miliar). Secara kumulatif, perusahaan melaporkan keuntungan investasi sebesar USD 27,6 miliar yang ada di seluruh SoftBank Vision Funds 1 dan 2 pada periode yang sama.

Presentasi pada bulan Februari yang SoftBank catat menunjukkan terdapat pertumbuhan yang signifikan, meski adanya pandemi Covid-19 tetapi itu justru berdampak positif bagi perusahaan. Pertumbuhan tersebut terdapat dalam nilai aset yang didorong terutama oleh permintaan yang besar untuk pelayanan online serta portofolio IPO perusahaan.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

IPO Sukses

Ekonomi China Melambat, Bursa Asia dan Wall Street Tertekan
Bursa saham Asia bergerak melemah dengan indeks saham acuan regional merosot tajam 1,2% pada Jumat pekan ini.

Sejumlah IPO dari perusahaan yang telah Son dukung tampak sukses khususnya di Silicon Valley, seperti pasar properti online Opendoor, aplikasi pengiriman makanan DoorDash, dan biomed outfit Seer yang menambahkan desis ekstra untuk stok SoftBank.

Kemudian Son kembali mencari lebih banyak bonanza IPO pada tahun ini melalui beberapa perusahaan rintisan yang telah didukung SoftBank, seperti agregator asuransi India PolicyBazaar dan perusaaan ride-hailing China Didi Chuxing, diharapkan untuk mendaftar. Selain itu, pada bulan ini pun perusahaan e-commerce asal Korea Selatan Coupang ikut mengajukan IPO kepada SoftBank yang di mana memiliki lebih dari sepertiga saham.

Berkat segala pencapaiannya tersebut, Son akan mempublikasikan setidaknya 10 atau 20 perusahaan yang dimasukkan ke dalam portofolionya setiap tahun. Menurut beberapa analis, itu bisa saja dicapai.

“Kami yakin SoftBank Group berada dalam posisi yang menguntungkan karena berada di tempat yang tepat dengan banyak investasi berskala besar di perusahaan swasta dan juga pada waktu yang tepat,” kata analis Jefferies Singapura Atul Goyal.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya