Liputan6.com, Jakarta Harga saham Softbank berhasil menyentuh rekor tertinggi sejak dua dekade terakhir. Efeknya, kekayaan miliarder Masayoshi Son juga ikut berlipat ganda menjadi USD 48,3 miliar setara Rp 679 triliun.
Dikutip dari Forbes, Sabtu (20/2/2021), pada perdagangan Selasa pekan lalu, harga saham perusahaan bank investasi asal Jepang ini bernilai 10.420 yen. Lebih tinggi daripada rekor terakhirnya di bulan Februari 2000 yang berhasil menyentuh angka 10.111 yen.
Baca Juga
Sebagian besar kekayaan Son bersumber dari kepemilikan terhadap 27 persen saham Softbank. Tidak heran, lonjakan 221 persen saham Softbank sejak tahun lalu membuat kekayaan Son yang awalnya USD 16,6 miliar setara Rp 233 triliun, bertambah hampir tiga kali lipat.
Advertisement
Terutama setelah Son berhasil muncul dalam daftar Miliarder Dunia tahun 2020 yang dirilis Forbes. Son berada di peringkat kedua sebagai orang terkaya kedua di Jepang, setelah Tadashi Yanai, pemilik merek pakaian Uniqlo.
Sejumlah analis berpendapat, peningkatan harga saham Softbank dalam beberapa waktu terakhir juga disebabkan oleh aksi jual aset yang dimiliki Softbank untuk melakukan buyback saham.
Dari April hingga September tahun lalu, Softbank berhasil mengumpulkan dana segar USD 53 miliar setara Rp 745 triliun dari penjualan aset besar-besaran. Terutama restrukturisasi terhadap aset Softbank di T Mobile, perusahaan operator nirkabel di Amerika Serikat.
Beberapa aset yang dijual juga, saham Softbank di raksasa e-commerce China, Alibaba serta afiliasi telekomunikasi SoftBank Corp.
Dengan dana besar tersebut memungkinkan Softbank pertanggal 31 Januari lalu, dapat membeli kembali saham yang beredar ke publik senilai USD 12,42 miliar setara Rp 174 triliun.
Â
Saksikan Video Ini
Kinerja Pendapatan
Selain aksi restrukturiaasi aset besar-besaran untuk melakukan buyback saham, peningkatan harga saham Softbank juga ikut terpengaruh oleh tren positif pendapatan mereka selama periode sembilan bulan dari April - Desember 2020.
Softbank mencetak penjualan bersih USD 40 miliar setara Rp 562 triliun. Laba bersihnya naik lebih banyak lagi, perusahaan mencatat laba bersih USD 29,6 miliar setara Rp 416 triliun, naik 541 persen.
Sekalipun pada periode tersebut merupakan momentum tersulit pada perekonomian akibat hantaman Pandemi Covid-19, Softbank juga berhasil untung besar dari aksi IPO dari perusahaan portofolionya.
Melalui Softbank Vision Fund 1 dan 2, Softbank berhasil meraup keuntungan dari hasil investasi hingga USD 27,6 miliar setara Rp 388 triliun
Mayoritas IPO sukses yang telah dilakukan Softbank ialah pada perusahaan rintisan. Di antaranya IPO Opendoor, start-up penjualan properti di Silicon Valley. DoorDash, start-up pesan antar makanan. Serta Seer, perusahaan produsen pakaian medis.
Meski sempat dibayang-bayangi oleh kegagalan Softbank saat IPO WeWork 2019 silam, Son rupanya masih berani bertaruh untuk IPO yang lebih banyak lagi tahun ini. Ambisinya, Son dapat membawa 10 hingga 20 perusahaan portofolionya untuk go-public.
Beberapa diantaranya Policy Bazaar, start-up agregator asuransi asal India, start-up ride hailing asal China, Didi Chuxing dan E-commerce asal Korea, Coupang.
Reporter: Abdul Azis Said
Advertisement