Kemenkeu Soal Pertumbuhan Ekonomi: Kita Optimis, tapi Tetap Waspada

Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi akan bergerak di angka 4,5 hingga 5,3 persen di tahun 2021.

oleh Athika Rahma diperbarui 24 Feb 2021, 15:18 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2021, 15:10 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi akan bergerak di angka 4,5 hingga 5,3 persen di tahun 2021. Kendati, optimisme tersebut tetap dibarengi dengan pertimbangan pengendalian pandemi Covid-19.

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Kunta Dasa Wibawa Nugraha mengatakan, pihaknya melakukan penguatan pengendalian Covid-19 dengan prioritas kebijakan vaksinasi, penguatan 3M dan 3T termasuk PPKM mikro serta Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Jadi kita tetap optimis meski tetap waspada karena pandemi perlu dikendalikan sehingga ekonomi berangsur pulih," ujar Kunta dalam webinar PEN 2021: Dukungan Berkelanjutan Hadapi Pandemi, Rabu (24/2/2021).

Selain itu, mengendalikan penularan Covid-19 dengan pengetatan protokol kesehatan dan vaksinasi yang terus berjalan, pemerintah juga melakukan reformasi struktural baik melalui UU Cipta Kerja dengan pembentukan Lembaga Pengelolan Investasi (LPI) dan reformasi di sisi pemerintah seperti reformasi pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Selain itu dari sisi APBN 2021, pemerintah menggelontotkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga Rp 699,43 triliun. Jumlah ini naik 21 persen dibanding realisesi sementara PEN 2020.

Untuk segmen kesehatan, anggarannya melonjak paling tinggi, yaitu 178 persen dari Rp 63,51 triliun menjadi Rp 176,3 triliun.

"Ini tidak hanya untuk merawat pasien, tapi juga preventif seperti testing, tracing, vaksinasi dan penanganan lainnya terkait sarana prasarana," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Sebut Kinerja Ekspor Indonesia Terus Membaik

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Aktivitas pekerja bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) menyebutkan kinerja ekspor Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Hal ini tercermin dari beberapa indikator, seperti harga komoditas ekspor dalam negeri dan volume perdangan dunia yang terus meningkat.

Direktur Eksekutif BI Yoga Affandi mengatakan, neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus dengan nilai tertinggi yang dicapai Indonesia.

"Jadi ekspor kita sudah on track. Hanya saja, masalahnya ini bagaimana dia bisa menetes ke konsumsi, investasi, kemudian menggerakan permintaan dan sektoral sehingga ekonomi domestik bergerak secara sirkular dan berkelanjutan," ujar Yoga dalam webinar InfoBank, Rabu (24/2/2021).

Yoga juga mengatakan, kondisi ekonomi global diperkirakan membaik pada tahun 2021. Beberapa negara maju diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi, seperti Tiongkok di angka 9,1 persen hingga Amerika Serikat di angka 4,7 persen.

"India juga akan tumbuh 9 persen setelah penurunan yang tajam," paparnya.

Tingginya prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan adanya akselerasi vaksinasi Covid-19 yang membangkitkan kepercayaan diri masyarakat dalam beraktivitas secara fisik terutama di negara maju dan stimulus Covid-19.

"Ekonomi Indonesia sendiri diproyeksi tumbuh 5,1 persen tahun ini, ini lebih besar dari dugaan kita sebelumnya," kata Yoga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya