Liputan6.com, Jakarta - Beberapa nasabah Kredit pemilikan rumah (KPR) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengalami penurunan angsuran atau cicilan pada Maret 2021. Salah satunya Septian (35 tahun), yang kaget saat mengetahui rekening cicilan kreditnya terdebet dengan nilai lebih sedikit.
"Saya biasa bayar Rp 3 juta jadi Rp 1,2 juta dari biasa debet," jelas dia kepada Liputan6.com, Rabu (10/3/2021).
Dikonfirmasi, BTN menyebut turunnya cicilan KPR nasabah karena dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sudah cair. Penurunan cicilan ini bukan pengaruh dari pemangkasan suku bunga.
Advertisement
“Penurunan karena dana PEN yang sudah cair,” kata Corporate Secretary BTN Ari Kurniawan saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (10/3/2021).
Lebih lanjut Ari menjelaskan penurunan itu berlangsung selama dana PEN cair, kemudian nantinya angsuran normal kembali tidak ada kenaikan atau penurunan.
Ketika ditanya lebih lanjut, apakah penurunan tersebut mengurangi cicilan atau tidak dan apakah nanti cicilannya menjadi naik lagi? Ari menjawab, cicilan akan kembali normal usai dana PEN disalurkan. Jumlah cicilan berikutnya tidak ada kenaikan maupun penurunan setelah dana PEN berhasil disalurkan kepada para debitur BTN.
“Tidak dong. PEN kan tidak cair setiap bulan, nanti angsuran nasabah BTN normal lagi,” jelasnya.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Cicilan KPR Nasabah BTN Turun Drastis, Senang atau Cemas?
Sejumlah nasabah BTN mengaku terkejut dengan cicilan KPR miliknya. Hal ini lantaran, dari bibasanya cicilan Rp 3 juta, kini hanya tinggal Rp 1,2 juta. Seperti cicilan KPR milik Septian (35).
Melihat cicilannya yang turun ini, Septian langsung menindaklanjuti dengan menghubungi call centre BTN. Jawabannya, hal ini karena adanya kemungkinan penurunan suku bunga.
Namun demikian, dirinya mengaku was-was. Dari informasi yang dia dapat, penurunan ini juga karena adanya penundaan pembayaran bunga selama 6 bulan atau grace period.
"Kalau ini potongan cicilan atau bunga, ya Alhamdulillah banget. Senang, apalagi pas lagi pandemi seperti ini, bisa mengurangi pengeluaran. Tapi kalau istilahnya penundaan pembayaran bunga, khawatir nanti kalau sudah masuk ke bulan ke-7, bunga yang selama ini ditunda lalu diakumulasikan, jadi cicilan bengkak," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (10/3/2021).
Untuk itu, hingga saat ini, dirinya terus meminta penjelasan dari pihak BTN.
"Kalau itu diakumulasi, ya mending cicilan normal saja. Tapi harapannya itu betul-betul potongan. Jadi cicilannya ke depannya enggak malah membengkak," ungkap dia.
Sebelumnya, nasabah BTN lain yang mengalami penurunan cicilan adalah Azizi (40). Aziz mengetahui jika cicilan kredit rumah pada Maret hanya sekitar Rp 1,7 juta dari biasanya Rp 2,7 juta.
Advertisement