Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog memastikan stok cadangan beras pemerintah yang tersedia di kantor wilayah (kanwil) NTT dalam jumlah sangat aman untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrim di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan, saat ini stok beras di Kanwil Bulog NTT tersedia sebanyak 17.600 ton. Jumlah ini tentunya sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan di sejumlah lokasi yang terkena dampak bencana.
Baca Juga
"Stok beras di Bulog NTT siap disalurkan untuk bantuan bencana alam di wilayah NTT. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemda NTT dan bersama BUMN lain juga sudah mendirikan posko untuk pusat penyaluran bantuan ini," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Advertisement
Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan kepala daerah yang terdampak bencana banjir di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), agar proses evakuasi dan penyaluran bantuan kepada korban dipercepat.
"Bulog Kanwil NTT langsung bergerak cepat menyiapkan stok bahan pangan yang siap untuk disalurkan sesuai dengan permintaan Pemda," kata Iqbal.
Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada 5 April 2021 menyebutkan, ada Siklon Tropis Seroja di Perairan Kupang dengan kecepatan angin mencapai 45 knot, sehingga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang dan cuaca estrim di Nusa Tenggara Timur.
"Anginnya sangat kencang, beberapa atap gudang kami juga mengalami sedikit kerusakan. Namun kami memastikan tim kami di lapangan terus siaga menyiapkan stok beras yang dibutuhkan untuk penyaluran bantuan," pungkas Awaludin Iqbal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Minta Alat Berat Dikerahkan ke Lokasi Bencana NTT dan NTB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan upaya tanggap darurat akibat bencana banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Banjir di NTT terjadi pada Minggu (4/4/2021) dan di NTB terjadi Jumat (2/4/2021) disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi hingga ekstrem akibat La Nina.
Presiden Joko Widodo meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk segera mengerahkan alat-alat berat dari berbagai tempat ke lokasi bencana banjir di NTT dan NTB. Jika jalur darat masih sulit ditembus, ia pun mendesak pembukaan akses melalui laut dan udara dipercepat.
"Saya juga minta untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak. Saya lihat ada beberapa jembatan yang rubuh, akses jalan juga dipulihkan agar logistik dan bahan bakar bisa segera kita salurkan ke masyarakat yang menjadi korban bencana," ucap Jokowi pada Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTB dan NTT, Selasa (6/4/2021).
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan yang juga Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, pihaknya berupaya untuk melaksanakan perintah Presiden tersebut dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia, alat berat dan personil yang berada di kantor-kantor balai di NTB dan NTT.
"Kami juga akan didukung oleh mitra kerja yang sedang bekerja di proyek-proyek infrastruktur terdekat," ungkapnya.
Hujan dengan intensitas ekstrim di NTT menyebabkan hampir seluruh wilayah terkena bencana banjir. Wilayah terdampak paling parah yakni di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Sumba Timur, Flores Timur dan Lembata.
Selain menggenangi permukiman, banjir ini juga menyebabkan kerusakan sejumlah infrastruktur sumber daya air, jalan dan putusnya jembatan.
Advertisement
Bendungan
Kerusakan infrastruktur sumber daya air di antaranya pergeseran pada armour blok beton bangunan Pengaman Pantai Namosain, kerusakan longsor tembok penahan tanah sepanjang 50 meter di Bendungan Manikin, kerusakan tanggul pengendali banjir Sungai Malibaka sepanjang 80 meter dan longsor 30 meter pada sandaran kiri Bendungan Rotiklot.
Sementara pada infrastruktur jalan dan jembatan salah satu jalan yang rusak yakni Ruas Batas Kabupaten Manggarai - Gako sepanjang 50 meter. Beberapa jembatan yang terputus yakni Jembatan Kambaniru, Jembatan Talimetan dan Jembatan Harekaen Kaputu.
Longsoran pada badan jalan di antaranya terjadi di Km 35, Batas Kota Waingapu, penanganan dilakukan dengan perkuatan lereng. Selanjutnya terjadi di Waikabubak, Batas Kabupaten Sumba Timur sepanjan 145 meter dengan penanganan perkuatan tebing dan lereng. Sementara untuk longsoran pada tebing dan lereng akan dilakukan perbaikan berupa perkuatan lereng, tebing serta dinding penahan tanah.
Secara umum, penanganan tanggap darurat bencana yang dilakukan Kementerian PUPR dilakukan dengan inventarisasi kerusakan, pemasangan tanda bahaya pada lokasi longsor di badan jalan, pembersihan lumpur badan jalan nasional di Pulau Lembata.
Sementara penanganan tindak lanjut diantaranya penempatan Tim Disaster Relief Unit di Pulau Adonara dan Pulau Lembata. Kemudian pemasangan jembatan darurat di Pulau Adonara dan Pulau Lembata dengan bentang minimal 40 meter.
Untuk mempercepat upaya tanggap darurat, Kementerian PUPR juga tengah mobilisasi alat berat ke Kabupaten Flores Timur berupa 2 unit excavator, 1 unit mini excavator, 5 dump truck, 1 unit loader, 1 unit grader, 1 unit water tank dan 2 unit vibratory roller. Sementara pengiriman alat berat ke Kabupaten Lembata berupa 3 unit excavator, 1 unit loader, 15 unit dump truck dan 1 unit motor grader.
Di samping itu, untuk distribusi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi Kementerian PUPR juga mengirimkan bantuan yang meliputi tangki air, hidran umum, mobile toilet dan tenda darurat.
Infografis Banjir Bandang Terjang NTT
Advertisement