Surati Miliarder Bill Gates, PM Pakistan Imran Khan Minta Bantuan Atasi Perubahan Iklim

PM Pakistan menyurati Bill Gates untuk meminta bantuannya mengatasi perubahan iklim di negaranya.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2021, 03:52 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 03:52 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/JOSHUA LOTT)
Liputan6.com, Jakarta Catatan panjang keterlibatan miliarder Bill Gates dalam isu perubahan iklim menarik perhatian Pemerintah Pakistan. Belum lama ini, Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan mengirimkan surat kepada Bill Gates untuk meminta bantuan mengatasi perubahan iklim di negaranya. 
 
Dikutip dari Pakistan Today, Kamis (15/4/2021) dalam surat yang ditulis Imran 6 April lalu itu, ia memuji analisis komprehensif yang dibuat Bill Gates dalam mengkaji berbagai tantangan kebijakan dan kritikan terhadap global terhadap masalah ini dalam buku terbarunya 'How to Avoid a Climate Disaster'. 
 
Lewat surat itu, Imran meminta Gates untuk membantu Pakistan menghadapi perubahan iklim lewat berbagai sumber daya yang Gates punya.
 
Ia menyinggung perihal investasi pada energi terbarukan, kendaraan listrik serta pengembangan industri pertanian yang rendah emisi.
 
"Mengingat minat Anda yang tinggi terhadap perubahan iklim, dialog dan kolaborasi yang berorientasi pada hasil antara tim ahli kami dapat saling membantu untuk memajukan visi bersama kami, " tulis Imran dalam suratnya.
 
Dalam suratnya itu, Imran juga menyebut negaranya merupakan salah satu negara yang paling sering terdampak langsung oleh perubahan iklim.
 
Dalam salah satu bagiannya, ia menyinggung permasalahan ketersediaan air bersih yang menipis sebagai tantangan paling nyata yang dihadapi Pakistan saat ini.
 
Dalam data Global Climate Risk Index 2020 yang dirilis Germanwatch, Pakistan berada di peringkat kelima negara paling beresiko tinggi akibat perubahan iklim selama hampir dua dekade terakhir.
 
Selain mengungkapkan kerentanan yang dihadapi negaranya, Imran juga coba membujuk Bill Gates lewat komitmen seriusnya pada permasalahan tersebut.
 
Dia menyebut pemerintahannya menawarkan metode pengembangan 'solusi berbasi alam' pada komunitas global.
 
Di samping itu, Imran juga membanggakan negaranya yang memiliki populasi padat namun tingkat hasilan emisi karbonnya terbilang rendah. Di mana, negaranya berkontribusi kurang dari 1 persen terhadap emisi karbon global.
 
Sebelum Gates, Imran juga sudah lebih dulu mengirim surat berisi tawaran kerjasama kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman setelah negeri raja minyak ini memulai inisiatif baru pengembangan industri dengan nama program "bertujuan melindungi alam dan planet".
 

Saksikan Video Ini

Jejak Investasi Hijau Bill Gates

Ilustrasi Investasi
Ilustrasi Investasi. (Shutterstock)
Jika menyoal isu perubahan iklim di kalangan pesohor dan miliarder, nama Bill Gates mungkin tidak boleh dilupakan.
 
Salah satu orang terkaya dunia ini juga telah merilis bukunya berjudul 'How to Avoid a Climate Disaster' yang berisi analisis masalah dan tawarannya untuk mengatasi masalah ini.
 
Dalam bisnis, Gates juga terkenal dengan kritikan kerasnya terhadap miliarder pemburu mata uang kripto yang dianggapnya menyumbang terhadap kerusakan bumi.
 
Penambangan Bitcoin dan kawan-kawannya disebut menggunakan daya listrik besar yang sebagian besar dari tenaga batu bara.
 
Lima tahun silam, Gates juga mulai menginisiasi pembuatan Breakthrough Energy (BE) sebagai upayanya menyuntikkan dukungan pendanaan pada banyak bisnis ramah lingkungan.
 
Awal tahun ini, BE diketahui telah menyelesaikan penggalanan dana keduanya dan sudah berhasil mengumpulkan lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun dana baru. Ini akan dipakai untuk mendanai puluhan start-up serta pengembangan teknologi penangkap karbon.
 
Lewat BE, Gates juga berhasil mengajak sejumlah miliarder global untuk menyumbang hartanya. Seperti bos Amazon, Jeff Bezos, miliarder Michael Bloomberg, bos Alibaba, Jack Ma hingga co-founder LinkedIn, Reid Hoffman. 
 
BE sebagai lembaga investasi juga sudah mengucurkan pendanaannya di sejumlah sektor. Mulai dari startup produsen baterai, perusahaan biofuel, pengembang tenaga panas bumi, produsen pupuk ramah lingkungan hingga startup pengembang protein alternatif.
 
 
Reporter: Abdul Azis Said
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya