Liputan6.com, Jakarta Saat bekerja di perusahaan, setiap orang tentu berupaya melakukan yang terbaik pada pekerjaannya masing-masing. Sehingga untuk bisa lebih menonjol dibanding rekan kerja yang lain akan terasa semakin sulit.
Â
Inilah sebabnya mengapa penting bagi setiap pekerja untuk tidak hanya memberikan hasil yang luar biasa.
Â
Penguasaan bidang pekerjaan yang baik dan melakukan berbagai prestasi bukan satu-satunya cara untuk menjadi lebih menonjol, melainkan juga perlu keahlian dalam mempresentasikan setiap pencapaian itu dengan baik.Â
Â
Tidak jarang biasanya kita enggan mempromosikan diri sendiri, dengan berlindung pada persepsi bahwa prestasi akan dengan sendirinya menjelaskan potensi kita. Keengganan untuk mempromosikan diri sendiri terutama untuk kenaikan jabatan biasanya karena takut dianggap sombong.
Â
Sikap seperti ini akan menyulitkan atasan anda untuk mengumpulkan informasi tentang kinerja anda, yang bisa membantu mereka mengambil keputusan yang objektif. Dan di sisi lain, keengganan ini menunjukkan kelemahan anda pada aspek keberanian dan keyakinan.
Â
Dikutip dari Business Insider, Rabu (12/5/2021) pendiri Gurumaker, layanan pelatihan kepemimpinan, Harrison Monarth merekomendasikan tiga strategi untuk mengatasi keengganan untuk mempromosikan diri sendiri dan mengungkapkan kekuatan pada diri anda.
Â
 1. Mengubah pola pikir
Â
Kita sering mencoba menghindari persepsi dicap arogan atau sombong dengan sengaja membuat pencapaian kita tampak remeh.
Â
Selain itu, menjadi rendah hati adalah sebuah langkah yang bijak, namun ini bisa jadi justru berlawanan dengan intuisi anda.
Â
Cobalah untuk mengubahnya dengan pola pikir yang berorientasi pada dampak yang Anda berikan kepada lawan bicara tersebut.
Â
Daripada terang-terangan menyebut pencapaian apa yang sudah dilakukan, lihat hasil apa saja yang berdampak dan dirasakan langsung oleh audiens terutama atasan, jika berbicara tentang promosi karir.
Â
Menyampaikan berbagai pencapaian dengan menunjukkan pengaruh yang sudah dilakukan, ini akan memperjelas niat anda. Selain itu, adanya penjelasan yang jelas dampak yang dihasilkan juga membantu atasan untuk lebih mudah membuat keputusan yang adil demi kepentingan terbaik organisasi
Saksikan Video Ini
2. Atur Kondisi Emosi
Untuk menghindari perasaan tidak nyaman saat merinci pencapaian, bisa menggunakan beberapa strategi regulasi emosi yang didukung penelitian.
Â
Sesederhana duduk dengan bersandar di kursi, sambil menyampaikan setiap bukti pencapaian anda, ini dapat membantu menciptakan jarak psikologis yang lebih jauh.
Â
Demikian pula, dengan membayangkan lawan bicara yang jaraknya jauh, terutama dengan layanan Zoom seperti sekarang. Ini juga sedikit banyak dapat membantu mengurangi rasa tidak percaya diri saat ingin mengutarakan kenaikan posisi.Â
Â
Strategi lain yang banyak dilakukan adalah menciptakan jarak emosional dengan mengambil perspektif orang ketiga yang terpisah saat menyampaikan tentang pencapaian tersebut. Misalnya, "Tom telah mengidentifikasi aliran pendapatan baru yang menyumbang lebih dari Rp 200 miliar setahun."
Â
 3. Menyusun pencapaian kinerjaÂ
Â
Menyusun pencapaian selama kerja menjadi sebuah narasi cerita akan membantu menyusun narasi yang lebih rapih dan tentunya membantu menghindarkan dari perasaan grogi.
Â
Langkah ini bisa dilakukan dengan menceritakan awal mulai dari saat bergabung dengan perusahaan. Melanjutkan dengan mengungkap beberapa peran yang sudah dilakukan dan coba untuk tandai momen mana saja yang dianggap penting dan berpengaruh besar.
Â
Jangan lupa juga untuk menyampaikannya dengan cara yang lebih halus. Dengan mengungkapkan berbagai pencapaian lewat narasi cerita, itu bisa membantu mengalihkan fokus pikiran dari rasa takut mengadvokasi diri sendiri. Sembari membawa audiens atau atasan anda melihat dengan lebih jelas rekam jejak pencapaianmu.
Â
Â
Reporter: Abdul Azis Said
Â
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓