Founder Microsoft sekaligus Orang Terkaya Dunia Bill Gates Yakin Akhir Pandemi akan Tiba

Bill Gates diketahui telah sangat blak-blakan tentang bagaimana dunia harus memerangi pandemi Covid-19 sejak dimulai Maret lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Apr 2021, 18:10 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 18:00 WIB
Bill Gates
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/JOSHUA LOTT)

Liputan6.com, Jakarta "Akhir pandemi ini akan tiba," kata salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates. Dia juga berharap bahwa dunia akan “kembali normal” karena sudah terdapat lebih banyak vaksin yang tersedia.

Bill Gates yang dikenal tidak hanya sebagai founder dari raksasa teknologi Microsoft tetapi juga sebagai filantropis miliarder itu telah sangat blak-blakan tentang bagaimana dunia harus memerangi pandemi Covid-19 sejak dimulai Maret lalu.

"Kami tidak akan memberantas penyakit ini, tetapi kami akan dapat menurunkannya menjadi jumlah yang sangat kecil pada akhir tahun 2022," ujar Gates kepada Sky News, Selasa (27/4/2021). 

Bill Gates mengatakan hal ini, terlepas "masih ada beberapa pertanyaan" mengenai seberapa luas vaksin Johnson & Johnson akan digunakan setelah distribusinya dihentikan sementara di AS awal bulan ini.

Penghentian setelah 6 penerima mengalami gangguan pembekuan darah yang langka, tingkat vaksinasi akan semakin meningkat. 

Khususnya di "negara kaya termasuk AS dan Britania Raya" (Regulator kesehatan AS mencabut jeda minggu lalu dan memberikan dukungan kepada pejabat negara bagian dan lokal untuk mendistribusikan dosis.)

“Bahkan musim panas ini, [AS dan Britania Raya] akan mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi, dan itu akan membebaskan [lebih banyak vaksin] sehingga kami menyebarkannya ke seluruh dunia pada akhir 2021 dan hingga 2022,” tambah Gates.

Sejak Januari, lebih dari 94,7 juta orang telah divaksinasi penuh di AS, dengan hampir 140 juta memiliki setidaknya satu dosis. Hal ini merujuk kepada data dari Pusat Pengendalian Penyakit AS atau the Centers for Disease Control. Sementara di Britania Raya, 33 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus corona, menurut BBC.

Saksikan Video Ini

Kasus Covid-19 membengkak di belahan dunia lainnya

Aktivitas di Italia saat Pelonggaran Lockdown
Para penumpang yang mengenakan masker berjalan di peron setelah turun dari kereta regional di stasiun Cadorna di Milan, Senin (26/4/2021). Italia kembali dibuka secara bertahap pada hari Senin setelah enam bulan memberlakukan lockdown untuk menghambat penyebaran Covid-19. (AP Photo/Antonio Calanni)

Namun, meski kasus Covid telah menurun di beberapa bagian AS dan Britania Raya, kasus telah membengkak di belahan dunia lainnya. Pada hari Senin, India melaporkan 352.991 kasus baru dan 2.812 kematian terkait virus, menandai beban kasus harian tertinggi di dunia untuk hari kelima berturut-turut, menurut CNN. Negara lain, seperti Brasil, Jerman, Kolombia, dan Turki, juga mengalami peningkatan infeksi dalam beberapa pekan terakhir.

Gates menambahkan, tidak heran jika negara-negara kaya menjadi prioritas dalam mendapatkan vaksin Covid.

“Biasanya dalam kesehatan global, dibutuhkan satu dekade antara ketika vaksin masuk ke dunia kaya dan ketika vaksin itu sampai ke negara-negara miskin,” kata Gates kepada Sky News.

Tetapi, Gates mengatakan alokasi vaksin ke negara lain akan terjadi lebih cepat.

“Fakta bahwa sekarang kami memvaksinasi anak usia 30 tahun di Britania Raya dan AS dan tidak semua orang berusia 60 tahun di Brasil dan Afrika Selatan [divaksinasi] itu tidak adil. Tapi dalam tiga atau empat bulan, alokasi vaksin akan sampai ke semua negara yang memiliki epidemi yang sangat parah,” tambah Gates.

Reporter: Priscilla Dewi Kirana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya