RNI Buka Peluang Investor Asing Buka Peternakan di Indonesia

Menteri BUMN Erick Thohir berencana membeli peternakan sapi di Belgia dalam mendukung upaya transformasi ketahanan pangan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2021, 15:53 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2021, 15:53 WIB
Geliat Industri Susu Sapi Perah di Masa Pandemi COVID-19
Pekerja saat menyelesaikan pemerahan susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa, Depok, Jawa Barat, Minggu (28/3/2021). Permintaan susu sapi perah di masa pandemi Covid-19 masih stabil, namun terkendala harga pakan yang mengalami kenaikan akibat kelangkaan bahan baku. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, calon induk BUMN klaster pangan, membuka alternatif investor asing mendirikan peternakan di Indonesia.

Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, alternatif itu masih terus dipelajari. Kemungkinan ada investor yang tertarik membuka peternakan di Indonesia.

"Juga alternatif yang kita buka apabila kita membuka perusahaan-perusahaan dari luar untuk masuk ke Indonesia sebagai investor, apakah majority atau minority, 51:49 itu bisa kita diskusikan," ujarnya dalam sesi teleconference, Kamis (29/4/2021).

Arief mengaku pihaknya kini tengah mencermati segala kemungkinan yang ada. Semisal, PT Berdikari yang memiliki 6.000 ha lahan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, yang bisa dikerjasamakan atau tidak.

"Kemudian teknologinya dari teman-teman luar seperti Belgia, atau ke depan ada Meksiko, atau ada Australia yang paling dekat. Semua kita buka possibility-nya," ungkap dia.

Kabar ini seolah jadi respon terhadap rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang mau membeli peternakan sapi di Belgia dalam mendukung upaya transformasi ketahanan pangan.

Arief menyatakan, RNI juga telah menyambut baik ide tersebut. Sebagai calon induk holding pangan, perusahaan tengah melakukan rencana transformasi pangan dari beberapa komoditas.

Salah satunya daging sapi untuk peningkatan ketahanan pangan serta inklusifitas nilai tukar peternak. "Bagi kami, rencana Menteri Erick membeli peternakan sapi Belgia merupakan terobosan transformasi pangan komoditas sapi," kata Arief.

 

 

RNI: Langkah Erick Thohir Beli Peternakan Sapi di Belgia Bisa Jaga Stabilitas Harga

Peternakan ayam. Dok Kementan
Peternakan ayam. Dok Kementan

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI menyambut baik rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk membeli peternakan sapi di Belgia dalam mendukung upaya transformasi pangan.

Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, sebagai calon induk holding pangan, pihaknya tengah melakukan rencana transformasi pangan dari beberapa komoditas, salah satunya daging sapi untuk peningkatan ketahanan pangan serta inklusifitas nilai tukar peternak.

"Bagi kami, rencana Menteri Erick membeli peternakan sapi Belgia merupakan terobosan transformasi pangan komoditas sapi," jelas Arief dalam keterangannya, Rabu (28/4/2021).

Lanjut Arief, Erick sendiri telah berbicara kepada RNI terkait rencana pembelian peternakan sapi Belgia ini dan meminta agar dapat segera dikoordinasikan dari mulai negara yang berpotensi, market, serta kajian model bisnis yang akan dijalankan.

Dirinya menilai, keinginan Erick merupakan terobosan untuk mendorong transformasi BUMN pangan serta menekan impor yang di tengah keterbatasan produksi daging sapi dalam negeri.

"Dengan menguasai sendiri komoditas daging, Pemerintah akan lebih mudah menjaga stabilitas harga, apalagi setiap menjelang Hari Raya seperti Lebaran," kata Arief.

Untuk itu, pihaknya telah melakukan survei ke lokasi kandang sapi standard impor milik RNI yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat. Kandang sapi tersebut dipersiapkan untuk penggemukan sapi guna mendukung peningkatan pasokan daging nasional.

"Kami persiapkan lahan dan fasilitas kandang untuk penggemukan sapi yang akan dijalankan melalui sinergi dengan BUMN Peternakan PT Berdikari, dimana produk hilirnya berupa daging sapi akan didistribusikan oleh PT PPI dan BGR Logistic ke pasar-pasar tradisional," ungkapnya.

Arief menambahkan, upaya transformasi pangan daging ini juga mempertimbangkan kajian mengenai kualitas dan nilai keekonomian produk. Dari negara mana pun asal sapinya, baik itu dari Belgia, Australia, Brazil atau negara lainnya yang paling penting adalah kualitas sapinya sehat, halal, bebas penyakit kuku dan mulut serta harga bagus.

"Untuk pengusaha, sangat sederhana. Bila kualitas barang baik, harga baik, ada profit baik, pasti Pengusaha akan jalankan," kata Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan upaya transformasi pangan ini melalui pendekatan industri, kebijakan usaha dari pemerintah atau political will sangat penting dan tujuannya semua sama yaitu untuk terobosan baru industri peternakan sapi di Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya