Jaga Ketahanan Pangan, Wapres Mar'uf Amin Dorong Masyarakat Tekuni Dunia Pertanian

Wakil Presiden RI, Maruf Amin mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budidaya dan bercocok tanam.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 04 Mei 2021, 15:13 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 15:13 WIB
FOTO: Pandemi COVID-19, Tanaman Hidroponik Makin Ngetren
Warga menanam bayam hijau dalam pipa PVC atau sistem hidroponik di Kompleks Gudang PT NBA, Serua, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/7/2020). Dengan lahan sempit, bercocok tanam dengan sistem hidroponik banyak dipilih masyarakat perkotaan untuk mengusir kejenuhan. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden RI, Mar'uf Amin mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budidaya dan bercocok tanam. Ajakan ini disampaikan Wapres dalam Seminar Ketahanan Pangan Nasional yang digelar di Hotel Gran Melia, Jakarta melalui virtual zoom, Senin, 3 April 2021.

"Marilah keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di rumah," katanya.

Menurut Wapres, hanya dengan cara itu ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga ke depan Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa.

"Dengan terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula sebagai calon penerus bangsa," katanya.

Wapres mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis pada pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.

"Hak untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di pasal 27 UUD 1945 dan deklarasi Roma," katanya.

Tantangan Ketahanan Pangan Makin Tinggi

Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (Istimewa)

Wapres menambahkan, ke depan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang semakin menipis.

"Karena itu kewajiban pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan di tahun 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi," katanya.

 

Produksi Pertanian Surplus

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menambahkan bahwa perlahan tapi pasti pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang kian hari kian surplus.

"Saya mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan pangan," tutupnya.

Sejalan dengan hal ini, Jumlah petani di Indonesia disebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengalami penambahan hingga 8 juta orang. Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul karena kondisi pandemi Covid-19.

Pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung menjadi petani. Karena itu pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya