LPEI Beri Pelatihan Petani di Kawasan Ijen Banyuwangi

Pelatihan diberikan selama tujuh bulan kepada 10 ketua kelompok tani yang merupakan anggota dari KKIB

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Mei 2021, 21:50 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2021, 21:44 WIB
LPEI memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani beras dan kopi wilayah Ijen Banyuwangi
LPEI memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani beras dan kopi wilayah Ijen Banyuwangi

Liputan6.com, Jakarta Melalui Program Jasa Konsultasi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani beras dan kopi wilayah Ijen Banyuwangi di bawah naungan Koperasi Klaster Ijen Banyuwangi (KKIB) dengan didampingi oleh PT Souvantara Portaverda Gemilang (Souvantara).

Pelatihan diberikan selama tujuh bulan kepada 10 ketua kelompok tani yang merupakan anggota dari KKIB yang tersebar dari 3 Desa yaitu, Desa Paspan, Tamansari, dan Telemung.

Pelatihan ini juga bertujuan untuk membantu para petani beras dan kopi khususnya di Kawasan Ijen, Banyuwangi agar memahami rantai produksi dari hulu hingga hilir yang sesuai dengan standar ekspor. Hal ini tentu saja untuk menghasilkan kualitas produk yang berorientasi ekspor sehingga dapat meningkatkan daya saing produk tersebut.

“Diharapkan melalui peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal, pembangunan infrastruktur, pengembangan koperasi dan komoditi unggulan daerah setempat, maka pengembangan ekonomi kerakyatan dapat terwujud," kata Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto, Senin (31/5/2021).

Dengan memiliki sertifikasi organik, diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan daya jual komoditi asal Banyuwangi di pasar global. Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Bali, sehingga menjadikannya daerah perbatasan yang strategis. Banyuwangi yang memiliki kawasan Taman Nasional Agrowisata Kawasan Ijen ini terkenal dengan keindahan alamnya, sehingga dijadikan tujuan wisata lokal maupun mancanegara.

Selain obyek pariwisata, kawasan ini pun memiliki produk beras dan kopi yang telah lama dibudidayakan oleh sebagian besar masyarakat, khususnya di lereng pegunungan Ijen Banyuwangi, wilayah Glagah (untuk komoditi padi) dan Kalipuro (untuk komoditi kopi). Keunggulan lainnya adalah kedua komoditi ini dikelola dengan baik sehingga memiliki nilai dan daya saing yang tinggi.

Menurut data yang diolah Indonesia Eximbank (IEB) Insititute, Banyuwangi merupakan daerah penghasil beras terbesar ke-6 di Jawa Timur dengan produksi beras mencapai 265 ribu ton atau setara 18,2 persen dari total produksi beras nasional yang mencapai 9,94 juta ton selama tahun 2020.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kopi

Ampas Kopi
Ilustrasi Biji Kopi Credit: pexels.com/Negative

Sementara itu dari komoditi kopi menunjukkan bahwa Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan produksi kopi tertinggi di Indonesia. Produksi kopi Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai 48,5 ribu ton atau setara 6,4 % darti total produksi kopi nasional dan produksi kopi banyuwangi sebesar 12,6 ribu ton atau setara 15,89 persen dari total produksi kopi Jawa Timur.

Selain pelatihan, pendampingan juga diberikan agar para peserta pelatihan mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya selama pelatihan pada kegiatan usahanya.

"LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI senantiasa berupaya untuk meningkatkan kapasitas daerah agar dapat melakukan kegiatan ekspor dan meningkatkan pendapatan ekonomi wilayah,” pungkas Agus.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya