Sektor Properti Banjir Stimulus Pemerintah, Jangan Lupa Diasuransikan

Asuransi properti untuk jenis perumahan jumlahnya lebih kecil dibanding dengan properti jenis lain seperti perkantoran atau pabrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2021, 20:59 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2021, 20:55 WIB
Ilustrasi investasi Properti 3
Ilustrasi investasi Properti (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, pemerintah menggerakan berbagai stimulus dengan mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain rumah DP 0 persen, ketentuan Loan to Value dan Financing Value sebesar 100 persen untuk kredit rumah.

Stimulus-stimulus ini lah yang berhasil mendorong masyarakat gencar membeli properti pada tahun ini. Namun masih sedikit masyarakat yang memerhatikan perlindungan jangka panjangnya.

“Sejalan dengan program pemerintah, kami melihat adanya optimisme pada industri properti di tahun 2021 ini dimana sektor asuransi juga memiliki peran penting, terlebih properti jenis hunian menjadi aset yang perlu dipikirkan secara jangka panjangnya. Sayangnya masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya kebutuhan perlindungannya,” ujar CEO BRI Insurance, Fankar Umran, Jum’at (11/6/2021).

Kebanyakan masyarakat mendapat asuransi melalui pembiayaan yang biasanya sudah dibundle dengan KPR yang dimiliki dan menganggap bahwa asuransi bukan kepentingan utama.

Tak heran dia mencatat, asuransi properti untuk jenis perumahan memang jumlahnya lebih kecil dibanding dengan properti jenis lain seperti perkantoran atau pabrik.

"Lebih tinggi industri dan perkantoran, walau jumlah rumah lebih banyak," tuturnya.

Hal ini menjadi tantangan bagi BRINS, bagaimana meningkatkan asuransi di masyarakat. Catatannya, persentase literasi keuangan di masyarakat sebanyak 38 persen, di mana asuransi hanya 19 persen diantaranya.

Masyarakat masih mempunya mindset bahwa premi asuransi mahal, padahal tidak demikian. Ia memberikan contoh, misalnya sebuah rumah Rp 1 Miliar yang diasuransikan premi hanya mulai Rp 100-200 ribu perbulan.

BRINS sendiri memiliki produk yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan baik dari segi periode maupun pertanggungan yang dapat membuat premi jadi lebih terjangkau. Sehingga inovasi yang dimiliki BRINS ini diharapkan dapat menunjang peminat properti untuk melindungi asetnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menko Airlangga: Penjualan Kendaraan dan Properti Naik Berkat Relaksasi Pajak

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto
Di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/5/2021), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia relatif masih terkendali. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan, sektor otomotif dan sektor properti mengalami peningkatan penjualan berkat adanya penerapan relaksasi pajak dari pemerintah.

Untuk sektor otomotif, berkat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), penjualannya meningkat 143 persen di bulan Maret 2021.

"Kemudian PPN ditanggung pemerintah ini mengakibatkan kenaikan penjualan di bulan Maret," ujar Airlangga dalam keterangan pers, Rabu (7/4/2021).

Kenaikan penjualan properti dibagi menjadi properti untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang naik 10 persen, penjualan rumah untuk masyarakat menengah yang naik 20 persen dan penjualan rumah untuk masyarakat menengah atas yang naik 10 persen.

Airlangga bilang, dengan adanya relaksasi pajak ini, sektor otomotif dan sektor properti perlahan bangkit. Oleh karenanya, perusahaan di sektor ini dan seluruh sektor bisnis pada umumnya diingatkan untuk membayar THR karyawannya.

"Ini disampaikan, sudah waktunya pihak swasta memberikan THR karena berbagai kegiatan (stimulus) sudah diberikan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya