Impor Minyak Pertamina Turun 12 Persen sepanjang 2020

Tahun 2020, Pertamina mencatat penjualan konsolidasian perusahaan yang terdiri dari BBM, Avtur, LPG, dan Petrokimia sebesar 82,81 juta Kilo Liter (KL).

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Jun 2021, 08:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 08:30 WIB
20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat penurunan volume impor minyak mentah sebesar 12 persen atau turun 76,7 juta barel dibanding tahun 2019. Volume impor produk juga turun 19 persen menjadi 98,2 juta barel pada 2020.

Pjs Senior VP Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina tetap konsisten mandiri atau tidak melakukan impor BBM jenis solar dan avtur sejak pertengahan 2019.

"Capaian operasional Pertamina di 2020 juga terlihat pada upaya menjaga ketahanan energi nasional dengan menjalankan peran untuk menyokong pasokan dan pembangunan infrastruktur energi di tengah tantangan berat pandemi Covid-19," ujar Fajriyah dalam keterangannya, Selasa (15/6/2021).

Untuk menjamin akses terhadap energi, lanjut Fajriyah, Pertamina membangun dan mengembangkan berbagai jaringan dan infrastruktur di sektor hilir, termasuk untuk distribusi BBM, LPG, Gas maupun LNG. Pembangunan infrastrukrur ini juga penting untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan di sektor hilir.

Tahun 2020, Pertamina mencatat penjualan konsolidasian perusahaan yang terdiri dari BBM, Avtur, LPG, dan Petrokimia sebesar 82,81 juta Kilo Liter (KL). Untuk BBM PSO seperti minyak tanah, solar dan biosolar serta premium, realisasi penjualan tahun 2020 tercatat sebesar 22,87 juta KL.

"Sedangkan untuk BBM Non PSO dan Produk Non BBM, di tahun 2020 tercatat penjualan sebesar 47,21 juta KL," katanya.

Lalu, untuk penyaluran volume LPG PSO, pada tahun 2020 realisasinya sebesar 7,16 juta MT. Realisasi niaga gas pada tahun 2020 ialah 303.078,3 BBTU sedangkan realisasi transportasi gas pada tahun 2020 sebesar 459.512,0 MMSCF.

“Untuk meningkatkan pelayanan dan mencapai kemandirian energi di masa depan, Pertamina tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur hilir dan 4 RDMP dan 1 GRR yang terintegrasi dengan kilang petrokimia sebagai bisnis masa depan perusahaan," papar Fajriyah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Catatkan Laba Rp 15,3 Triliun di 2020

20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Petugas PT. Pertamina (Persero) memantau Refinery Unit (RU) atau kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tercatat mencetak laba bersih konsolidasian (Audited) sebesar USD 1,05 miliar atau sekitar Rp 15,3 triliun di 2020 (asumsi kurs Rp 14.572).

Kinerja 2020 Pertamina tersebut telah mendapatkan persetujuan pemegang saham yang disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Selasa14 Juni 2021.

Pjs Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, Pertamina melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja, sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir.

"Yaitu melakukan transformasi, optimasi, efisiensi, dan akuntabilitas secara konsisten di seluruh lini perusahaan sehingga pendapatan konsolidasian di akhir 2020 dapat mencapai USD 41,47 miliar," ujar Fajriyah dalam keterangannya, Senin (14/6/2021).

Kinerja keuangan positif tersebut juga ditunjukkan dengan EBITDA sebesar USD 7,6 miliar dengan EBITDA margin 18,3 persen. Hal ini menunjukkan kondisi keuangan Pertamina aman dan mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global.

Fajriyah menuturkan, kinerja keuangan positif yang ditorehkan Pertamina pada tahun 2020 akan menjadi acuan bagi seluruh jajaran manajemen perusahaan, baik di holding maupun sub holding dalam menetapkan dan menjalankan program kerja di tahun 2021.

“Pandemi Covid-19 belum usai, kinerja keuangan dan operasional 2020 menjadi positive driver untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham menjadi perusahaan energi global di masa depan dengan nilai Pertamina mencapai USD 100 miliar,” jelas Fajriyah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya