Produk UMKM Didorong Kuasai Pasar Domestik agar Ekosistem Digital Terbangun

Sesuai amanat dari Presiden Jokowi untuk mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Jul 2021, 15:06 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 15:06 WIB
FOTO: Perjuangan Industri Sepatu Rumahan di Tengah Pandemi COVID-19
Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2020). Pemerintah terus berupaya mendorong pemulihan UMKM melalui Program Banpres Produktif Usaha Mikro atau BLT UMKM. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ada 30 juta UMKM pada tahun 2024 secara onboarding. Direktur Bisnis dan Pemasaran SMESCO IndonesiaWientor Rah Mada mengatakan jika ini artinya tidak hanya masuk dalam marketplace tetapi sudah berjualan melalui medsos, dan mudah untuk masuk e-commerce bagi pelaku UMKM di lintas daerah.

Menurutnya, sesuai amanat dari Presiden Jokowi untuk mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, fokus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah sesegera mungkin membuat UMKM naik kelas dengan indikator yang tadinya informal menjadi formal.

"Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga sangat responsif dengan menahan laju produk impor dan menggenjot inovasi dan kreativitas produk UKM dan go digital dengan cara masuk ke pasar melalui e-commerce," ujar Rah Mada dalam webinar dengan tema “Kreativitas Brand Lokal Rasa Global”, kemarin.

Webinar tersebut merupakan kerjasama Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.

Rah Mada menambahkan, SMESCO sebagai ujung tombak pelaksana layanan pemasaran bagi Koperasi dan UKM telah menjalankan pemasaran produk UMKM secara digital sejak 2008.

Namun, mengingat sekarang semua sektor telah masuk pada proses digitalisasi, maka harus disikapi secara bersama oleh semua stakeholder terkait dengan tantangan dalam membangun ekosistem digital UMKM.

Menurut Rah Mada, SMESCO sendiri akan melauncing Siren.id (Smesco Indonesia Retail Network), guna memperluas jaringan channel pemasaran produk UKM di pasar domestik.

Selain itu juga membangun pergudangan hingga nano warehousing yang akan membantu biaya ekspedisi menjadi lebih murah.

"UMKM silakan kirim barang ke kami dan akan di-pack, dan kami kirimkan keseluruh pulau Jawa dan akan kami buat tarifnya flat," ujarnya.

Rah Mada mengakui bahwa ada beberapa hambatan dalam perkembangan UMKM adalah soal akses pembiayaan. Padahal pemerintah telah menyiapkan KUR.

Tetapi akses ke sana memang sulit. Oleh karena itu bagaimana membuat UMKM jadi bankable sehingga bisa besarkan bisnis dari informal ke formal.

Tantangan kedua, adalah masuk ke rantai pasok industri besar. "Kami andaikan UMKM seperti sekoci yang kecil dan banyak dan butuh kapaltongkang agar bisa maju," katanya.

 

Langkah Pemerintah

Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
Pameran produk UMKM asal Banten di MaxxBox Lippo Village, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. (dok: Pramita)

Dalam kesempatan yang sama, Savi Ferdy D. Savio mengatakan walaupun kapasitas usaha dalam skala kecil seperti UKM, harus memiliki rencana dan targetyang jelas.

Harus disadari pula saat ini merupakan era digital yang bisa mempercepat dan mempermudah transaksi penjualan dan pembelian.

Dia menekankan, hal lain yang diperhatikan adalah siapa dan alasan konsumen membeli. Kebanyakan orang hanya berpikir bagaimana usaha produknya laku, bagaimana uang bisa banyak. Tetapi lupa berkembangnya usaha bergantung padapelanggan.

Maka dari itu, Ferdy mendorong pelaku UMKM memiliki databasepelanggan untuk mengenal pelanggan alasan mereka membeli"Sedikit yang bisa tahu siapa yang beli dan siapa yang jadi pelanggan merekabahkan tidak mengetahui pelanggan tetap mereka," ujar dia.

Webinar tersebut juga menghadirkan pelaku UKM, Cucu Haris yang berbagipengalaman mengenai usahanya dalam membangun usaha dari skala kecil hinggaberkembang seperti saat ini.

Dia bercerita memulai usaha dari tenda hingga bisapindah ke ruko dan kedai."Kalau bangun usaha pasti alami tantangan dan terus perbaiki (produk). Kadangsaat sudah jadi, kita bingung bagaimana menjualnya," ujarnya.

Dia juga mengajak sesama pelaku UMKM untuk melek digital. Hal ini amatmembantu memasarkan produk susu murni yang dijualnya.

"Tidak lupa kami jagahubungan baik dengan pelanggan, minta nomor kontaknya. Kemudian komunikasilangsung dengan pelanggan, kita tawarkan dan bagi info kepada mereka," kata Cucu.

Dalam kesempatan terpisah Koordinator PMO Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki dan telah menjalankan sejumlah program untuk membantu UMKM mengatasi dampak pandemi.

Sampai sejauh ini, langkah yang diambil pemerintah sudah mulai menunjukkan hasil positif untuk UMKM.

Menurut Arya, upaya ini akan terus ditingkatkan dengan mendorong UMKM untukmengoptimalkan pemanfaatan digital, terutama dalam hal pemasaran produk.

"Dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pihak mengupayakan dukungan untuk kebutuhan permodalan kepada UMKM, yang dipastikan tidak akan memberatkan UMKM," ujar Arya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya