Menko Luhut Ungkap Skenario Terburuk Penyebaran Covid-19, Bisa Tembus 60 Ribu Kasus per Hari

Pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk (worst case scenario) penularan kasus Covid-19.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Jul 2021, 10:45 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2021, 10:45 WIB
Menko Luhut Bahas Industri Mobil Listrik Nasional Bareng DPR
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan saat rapat koordinasi membahas pengembangan kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Langkah ini sebagai upaya menekan emisi gas buang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengemukakan, pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk (worst case scenario) penularan kasus Covid-19.

Menurut dia, kondisi penyebaran varian delta Covid-19 di Tanah Air saat ini sebenarnya sudah masuk worst case scenario, dengan terus mencatat rekor terbaru hingga lebih dari 54 ribu kasus pada Rabu 14 Juli 2021.

"Kami sekarang sudah masuk pada worst case scenario, yang sudah kami duga akan naik di atas. Kita berharap jangan lebih daripada 60 ribu kasus, karena itu nanti musti ada perkiraan lain lagi," ujar Luhut dalam sesi teleconference Kamis (15/7/2021).

Namun, Luhut mengatakan, pemerintah juga sudah bersiap andai kata penyebaran kasus Covid-19 suatu hari nanti tembus ke angka 60 ribu kasus per hari.

"Kalau kita bicara worst case scenario untuk 60 ribu atau lebih sedikit, kita masih sudah cukup oke. Kita tidak berharap sampai ke 100 ribu, tapi itu pun sudah kami rancang sekarang kalaupun sampai terjadi di sana," tuturnya.

Pemerintah disebutnya terus berupaya keras agar skenario terburuk itu jangan sampai terjadi. Oleh karenanya, Luhut meminta segenap masyarakat untuk ikut membantu dengan tidak menyebarkan informasi tak jelas soal penularan Covid-19.

"Apa mungkin ada varian lain? We never know. Saya minta ini jangan dipolitisasi please. Ini soal kemanusiaan. Orang sekeliling kita sudah banyak yg pergi karena ini," imbuh Luhut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekor Tertinggi Kasus Baru COVID-19 RI 54.517 Seiring Kenaikan Testing

Imbas kasus COVID-19 Melonjak, Permintaan Pengisian Tabung Oksigen Meningkat
Sebuah tabung terlihat di tempat pengisian Oxygen Medical di kawasan Jalan Minang Kabau, Jakarta, Senin (28/6/2021). Permintaan pengisian oksigen di agen tabung oksigen di Jakarta alami peningkatan seiring lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi dalam satu pekan terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, rekor tertinggi kasus baru COVID-19 di Indonesia yang mencapai 54.517 per 14 Juli 2021, seiring adanya kenaikan jumlah pemeriksaan (testing). Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 hari ini, jumlah konfirmasi positif COVID-19 hari ini sebanyak 2.670.046 orang.

"Kalau melihat kenaikan konfirmasi positif COVID-19 akhir-akhir ini, seiring dengan kenaikan jumlah testing," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi saat memberikan keterangan pers harian PPKM Darurat pada Rabu, 14 Juli 2021.

Penambahan konfirmasi positif COVID-19 juga karena adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan. Bahwa pelaporan kasus COVID-19, baik kasus baru, kesembuhan, dan kematian diverifikasi secara otomatis.

"Kami perlu sampaikan, peningkatan angka kematian dan angka konfirmasi positif COVID-19 dikarenakan adanya sistem verifikasi secara otomatis pada laboratorium pemeriksa, yang menghilangkan proses verifikasi secara berjenjang," terang Nadia.

"Sehingga pelaporan menjadi lebih transparan dan tepat waktu."

 

 

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya