Usai IPO, Pendiri Bukalapak Achmad Zaky Langsung Masuk Daftar Orang Terkaya Indonesia

Achmad Zaky mencetuskan ide Bukalapak, yang artinya “membuka lapak”, sebagai cara untuk membantu para pedagang kecil meningkatkan penjualan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2021, 21:00 WIB
Achmad Zaky
Founder dan CEO Bukalapak Achmad Zaky (Doc. Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri e-commerce Bukalapak Achmad Zaky masuk daftar orang terkaya di Indonesia. Hal tersebut terjadi usai Bukalapak menjalankan aksi korporasi initial public offering (IPO) pada Jumat 6 Agustus 2021.

Bukalapak membuat sejarah sebagai unicorn teknologi pertama yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di perdagangan perdana, harga saham berusahaan dengan kode emiten BUKA ini melonjak 25 persen.

Dikutip dari  laman Forbes, Minggu (8/8/2021), harga IPO bukalapak di angka Rp 850 per saham. Di debut perdana sahamnya langsung melonjak ke Rp 1.060 per saham dan menebus batas auto rejection atas (ARA).

Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini mengumpulkan dana USD 1,5 miliar dalam aksi penawaran umum perdana serta memiliki nilai pasar saat ini di angka USD 7,6 miliar.

Achmad Zaky, yang mengundurkan diri sebagai CEO Bukalapak awal tahun lalu tetapi tetap menduduki posisi penasihat, memiliki kekayaan bersih kurang lebih USD 330 juta atau setara Rp 4,71 triliun  dengan estimasi kurs 14.300 per dolar AS. Harta tersebut berasal dari 4,3 persen kepemilikan saham di Bukalapak.

Pria berusia 34 tahun ini adalah tokoh terkemuka dalam komunitas bisnis Indonesia karena keberhasilannya membangun Bukalapak dari awal yang sederhana menjadi pemain e-commerce terbesar ketiga di negara itu berdasarkan kunjungan web bulanan.

Zaky mencetuskan ide Bukalapak, yang artinya “membuka lapak”, sebagai cara untuk membantu para pedagang kecil meningkatkan penjualannya dengan menjual dagangannya di internet. Dia bekerja sama dengan teman sekolahnya Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid pada tahun 2010 untuk membangun situs web perusahaan dengan modal sekitar USD5.

Saat Achmad Zaky masih memimpin, Bukalapak bergabung dengan klub unicorn ketika valuasinya menembus angka USD1 miliar pada 2017. Di tahun yang sama, Zaky dan timnya meluncurkan platform online-to-offline yang dikenal sebagai Mitra Bukalapak. Platform ini memungkinkan kios ibu-dan-pop untuk menjual produk virtual dan barang lainnya kepada pelanggan dan juga menghubungkan pemilik toko dengan pemasok.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Bukalapak Melonjak 25 Persen Setelah IPO Terbesar di BEI

Pencatatan Perdana Saham Bukalapak
Tangkapan layar menampilkan Komisaris Utama PT. Bukalapak.com Tbk, Bambang Brodjonegorobersama Direktur Utama PT. Bukalapak.com Tbk, M Rachmat Kaimuddin saat pencatatan perdana saham BUKA secara virtual, Jakarta, Jumat (6/8/2021). (Liputan6.com)

Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melonjak pada hari pertama perdagangan pada Jumat, 6 Agustus 2021. Dalam aksi ini, perseroan meraih dana Rp 21,9 triliun.

Saham BUKA melonjak 25 persen dari harga perdana Rp 850 per saham. Kenaikan saham tersebut mencapai batas atas atau auto reject atas (ARA) dengan harga bertahan di Rp 1.060 hingga pukul 10.12 waktu setempat pada Jumat, 6 Agustus 2021.

Debut perdagangan yang sukses dilakukan Bukalapak juga akan mendorong untuk IPO raksasa teknologi regional lainnya. Salah satunya GoTo yang merupakan hasil merger ride hailing PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang dikenal sebagai Gojek dan perusahaan e-commerce PT Tokopedia.

Valuasinya diperkirakan hingga USD 30 miliar atau sekitar Rp 432,51 triliun (asumsi kurs Rp 14.417 per dolar AS) dengan menawarkan saham sebelum akhir tahun. PT Traveloka Indonesia dan Grab Holdings Inc Singapura juga akan go public melalui Special Purpose Acquistition Company (SPAC) pada 2021.

Di Jakarta, tiga perempat dari 44 perusahaan yang mencatatkan saham perdana selama 12 bulan terakhir mengakhiri sesi pertama dengan naik 25 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya