Liputan6.com, Jakarta - Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemulihan ekonomi masyarakat di masa pandemi Covid-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) tengah mempersiapkan program padat karya melalui kegiatan penanaman mangrove di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Program padat karya ini akan dilaksanakan di Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong dan Desa Wiromartan Kecamatan Mirit.
Baca Juga
Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Pamuji Lestari, dalam kunjungannya ke Kebumen menjelaskan total luas area penanaman mencapai 5,8 hektare dengan jumlah mangrove yang ditanam sebanyak 5.875 batang mangrove.
Advertisement
Kegiatan ini juga melibatkan 40 orang tenaga kerja yang berasal dari warga desa setempat. Kegiatan padat karya ditargetkan mulai berjalan pada September 2021.
Lebih lanjut, Tari menjelaskan program padat karya penanaman mangrove selain untuk mendorong perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19, juga dilakukan untuk mendukung ekonomi biru (blue economy).
“Mendukung blue economy artinya mangrove tidak hanya bertujuan untuk melindungi pesisir dari gempuran ombak, tapi juga agar masyarakat bisa sejahtera dari adanya mangrove itu sendiri. Ini juga sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono agar pengelolaan kelautan dan perikanan dijalankan sesuai dengan prinsip ekonomi biru,” jelas Tari dikutip dari keterangannya pada Selasa (24/8/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penanaman Mangrove KKP
Ditambahkan Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Muhammad Yusuf, program padat karya melalui penanaman mangrove di Kebumen ini merupakan bagian program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Penanaman Mangrove KKP pada 2021 yang total luas penanamannya mencapai 1.373 hektare tersebar di 11 Provinsi di Indonesia, dan secara keseluruhan melibatkan lebih dari 3.900 orang tenaga kerja.
“Mangrove ini akan memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dan lingkungan pesisir. Selain memberikan manfaat secara ekonomi, juga memberikan manfaat secara ekologi, karena mangrove ini selain sebagai pelindung pantai, juga berkontribusi dalam penyimpanan dan penyerapan karbon,” kata Yusuf.
Selain dari upah tenaga kerja, manfaat ekonomi yang diterima oleh masyarakat juga dapat dikembangkan lewat wisata bahari dan pengolahan produk berbahan baku mangrove seperti batik, kopi, makanan dan minuman yang dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
Oleh karena itu, menurut Yusuf, peran serta berbagai pihak khususnya sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendorong pengembangan pemanfaatan mangrove selanjutnya.
Advertisement