Ketemu Jokowi, Pengusaha Warteg Bahas Subsidi hingga Kredit Macet

Para pelaku usaha warteg mengaku kesulitan dalam mengakses permodalan selama pandemi Covid-19.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Sep 2021, 18:45 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2021, 18:45 WIB
Warteg Terancam Gulung Tikar
Penjual menunggu pembeli di warteg kawasan Jakarta, Rabu (27/1/2021). Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) menyatakan, sekitar 50 persen atau 20.000 unit warteg di Jabodetabek akan gulung tikar tahun ini disebabkan tidak mampu membayar atau memperpanjang sewa tempat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perwakilan Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) menyambangi Presiden Joko Widodo di Istana negara. Pengusaha warteg tersebut membahas soal subsidi hingga kredit macet yang dalami pelaku usaha warteg.

Ketua Umum Kowantara, Mukroni menyampaikan, pertemuan itu dilakukan pada Rabu (15/9/2021) kemarin. Ada tiga poin besar yang ia bahas dengan Jokowi.

Pertama, stimulus biaya hidup sehari-hari rakyat kecil harus disubsidi, seperti listrik, air, telepon sembako dan yg menyangkut hajat hidup rakyat kecil karena mereka yang kena imbas pandemi adalah rakyat bawah alias rakyat kecil

"Kedua, UMKM terutama warteg-warteg sekarang dililit kredit macet akibat pandemi dan ini mengakibatkan sulitnya untuk mendapatkan pembiyayaan untuk melangsungkan usahannya," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/9/2021).

Lalu, para pelaku usaha warteg kesulitan dalam mengakses permodalan selama pandemi Covid-19. Dengan demikian, Mukroni menyebur pemerintah harus mengeluarkan regulasi yang mempermudah warteg dalam memperoleh permodalan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kebijakan

Penerapan Protokol Kesehatan Pencegahan Penyebaran COVID-19
Suasana Warteg Ellya yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (21/7/2020). Pelayan Warteg Ellya diwajibkan menggunakan pelindung wajah dan sarung tangan saat melayani pengunjung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Mukroni menyampaikan ada tiga saran kebijakan yang bisa diambil pemerintah agar berpihak kepada warteg. Misalnya dengan pembiayaan dengan akses mudah dan bunga rendah.

Pertama, Peniadaan cicilan pinjaman pelaku usaha rakyat kecil UMKM dan Sektor Informal di Leasing Kendaraan Bermotor Roda Dua dan Roda Empat di Bank. Kemudian cicilan serupa di Lembaga Keuangan Non Perbankkan Multifinance, Pegadaian dan atau sejenisnya, baik milik pemerintah maupun swasta dalam negeri ataupun swasta asing hingga satu tahun ke depan.

"Pemutihan BI Checking dan bunga tertunggak yang ditanggung para pelaku usaha rakyat kecil UMKM dan Sektor Informal yang terdampak Pandemi Covid-19 lebih dari satu (1) tahun empat (4) bulan sejak Maret 2020," katanya.

Selanjutnya, pengusaha wartef itu juga minta pemerintah mempermudah dan memperluas akses permodalan bagi para pelaku usaha rakyat kecil, UMKM dan Informal diseluruh Indonesia dengan memperlonggar persyaratan.

Baik dari Kredit Usaha Rakyat (KUR), LPDB KUMKM RI, Program Kemitraan BUMN/BUMD, Lembaga Pembiayaan Kementerian, serta Lembaga Keuangan Pemerintah lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya