Serapan Garam di Industri Kimia dan Farmasi Naik 9,15 Persen di Kuartal II 2021

Penggunaan garam pada industri terus meningkat dalam beberapa waktu belakangan

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 19:00 WIB
Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, penggunaan garam pada industri terus meningkat dalam beberapa waktu belakangan. Kondisi tersebut juga terjadi pada sektor kimia dan farmasi yang mengalami kenaikan sebesar 9,15 persen pada kuartal II tahun ini.

"Pengguna garam di mana sektor industri kimia dan farmasi tumbuh sebesar 9,15 persen serta industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 2,95 persen," kata Agus dalam diskusi daring, Jakarta, Jumat (24/9).

Agus mengatakan, saat ini Pemerintah telah berupaya mendorong peningkatan kualitas garam produksi dalam negeri dengan perbaikan metode produksi serta penerapan teknologi, baik di area lahan maupun di industri pengolah garam.

Kementerian Perindustrian terlibat aktif dalam program tersebut.

"Kami sangat berharap upaya ini dapat mengoptimalkan penggunaan bahan baku garam lokal sehingga berdampak pada penguatan struktur industri dalam negeri. Di samping itu, Kementerian Perindustrian juga melaksanakan Program Penyerapan Garam Lokal oleh Industri melalui business matching antara industri dan petani garam," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyerapan Garam Lokal

Panen Garam
Petani memanen garam di Sidoarjo, Jawa Timur, 16 September 2019. Menurut petani, meningkatnya produksi garam saat musim kemarau dari lima ton menjadi delapan ton per minggu, mengakibatkan harga garam di tingkat petani tradisional untuk kualitas nomor satu menurun. (Juni Kriswanto/AFP)

Agus mengatakan, target penyerapan garam lokal pada 2021 sebesar 1,5 juta ton, dengan rincian 1,2 juta ton dari industri besar pengolahan garam dan 300 ribu dari IKM. Dia berharap ke depan, pihaknha dapat mempercepat kemandirian industri pengolahan garam dalam negeri.

"Salah satunya melalui implementasi teknologi sehingga dapat memenuhi kebutuhan garam industri dalam negeri sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya