Tertinggi di ASEAN, PMI Manufaktur Indonesia Juga Melampaui China

Capaian indeks PMI Manufaktur Indonesia di atas 50 menunjukkan bahwa industri tengah berekspansi.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Okt 2021, 22:09 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 22:09 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (Foto: Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur Indonesia pada September mencapai 52,2, melonjak dari angka 43,7 pada Agustus 2021. Ini memperlihatkan jika sektor industri manufaktur kembali berekspansi pada September 2021. 

Capaian indeks PMI Manufaktur Indonesia di atas 50 menunjukkan bahwa industri tengah berekspansi, dan menandakan optimisme pelaku industri dalam berusaha.

Bahkan, PMI Indonesia pada September 2021 melampaui capaian negara Asia lainnya seperti China (50) dan Jepang (51,5).

Serta menjadi yang tertinggi di antara negara ASEAN lainnya seperti Singapura (52,1),Malaysia (48,1), Thailand (48,9), Filipina (50,9), maupun Vietnam (40,2).

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kendala lain dalam aktivitas industri di Indonesia, di luar kondisi kesehatan masyarakat.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, sebelumnya mengaku optimis industri akan kembali dalam jalur ekspansi saat terjadi pelonggaran atas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

“Pada bulan lalu saya sempat katakan bahwa meskiada penurunan PMI manufaktur di bulan Juli-Agustus, tapi saya yakin kita bisa rebound dengan cepat.Alhamdulillah, bulan September sudah kembali ekspansif,” ujar dia di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Dengan kembali ekspansifnya sektor manufaktur, Menperin meyakini bahwa target pertumbuhan industri sebesar 5 persen di 2022 dapat tercapai.

“Karenanya, kami bertekad terus mendukung sektorindustri melalui iklim usaha yang kondusif,” ujar Menperin.

Hasil survei HIS Markit menunjukkan bahwa peningkatan PMI manufaktur di Indonesia disebabkan pelonggaran pembatasan sosial di berbagai wilayah di Indonesia karena semakin menurunnya kasus Covid-19.

Pada September 2021, baik output maupun pesanan baru meningkat setelah dua bulan mengalami penurunan curam.

Selain itu, demand terhadap industri manufaktur sudah kembali setelah situasi kesehatan masyarakat mengalami perbaikan dan pembatasan gerak sudah lebih longgar, sehingga dapat mendukung aktivitas perekonomian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pelonggaran PPKM

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/6/2020). (Dok Kemenperin)

Menperin menyampaikan, menurunnya kasus Covid-19 yang mendukung pelonggaran pembatasan aktivitas merupakan indikasi bahwa pelaksanaan protokol kesehatan ketat dapat berjalan beriringan dengan pelaksanaan aktivitas ekonomi.

Kemenperin terus menyempurnakan kebijakan untuk memastikan pelaksanaan protokol kesehatan dalam operasional dan mobilitas kegiatan industri.

Hal iniadalah salah satu cara pemerintah untuk membendung dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Dengan kebijakan tersebut, seluruh aktivitas sektor industri dapat berjalan baik dan tetap terpantau. Sehingga, sektor industri dapat lebih optimal dalam perannya sebagai motor penggerak dalam upayapemulihan ekonomi nasional,” jelas Menperin.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya