Faisal Basri: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Belum Berkualitas

Seharusnya pemerintah lebih mementingkan sisi kualitas dari pertumbuhan ekonomi nasional ketimbang angka-angka yang bersifat kuantitas.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 14:10 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 14:10 WIB
FOTO: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal III 2020 Masih Minus
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Ekonom senior Faisal Basri menilai bahwa target pertumbuhan ekonomi pemerintah masih mementingkan sisi kuantitas. Padahal yang dibutuhkan saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 

Menurut Faisal, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen di 2022. Angka ini menurutnyahanya untuk kepentingan pemerintah dalam rangka menaksir pendapatan negara dan hal-hal yang bersifat capaian pemerintah.

"Target itu untuk permudah Kementerian Keuangan menaksir dapat pajak gitu ya, tax GDP ratio, itu di sana," kata Faisal Basri dalam Bincang APBN 2022, Jakarta, (18/10/2021).

Seharusnya pemerintah lebih mementingkan sisi kualitas dari pemulihan ekonomi nasional ketimbang angka-angka yang bersifat kuantitas. Dia menilai proses pemulihan ekonomi nasional tidak membentuk pola huruf W, melainkan berpola huruf K.

Artinya, pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini tidak merata. Pola K bermakna sebagian masyarakat ada yang mengalami perbaikan ekonomi yang cepat dan sebagian lagi makin terpuruk.

"Jadi ada sektor-sektor kelompok masyarakat cepat recover, bahwa sawit misalnya luar biasa, nikel, batu bara, farmasi. tapi mayoritas rakyat susah diangkat," kata.

Faisal menilai prediksi pemulihan ekonomi tahun 2022 sebesar 5,2 persen hanya sebatas angka. Target yang dibuat pemerintah hanya untuk menyusun APBN pemerintah di tahun selanjutnya saja.

"Jadi ini untuk kepenitngan penyusuan APBN alokasi dana berapa. Misalnya pertahanan buat 1,5 persen dari PDB," kata dia.

Padahal seharusnya, Pemerintah fokus pada kualitas dari pemulihan ekonomi."Jadi apa arti dari 5,2 persen, lebih baik bicara kualitas. Itu 5,2 persen untuk penyusunan APBN aja," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BKF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2022 Capai 5,2 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2017  Optimis Capai 5,3 Persen
Pemandangan gedung-gedung bertingkat di Ibukota Jakarta, Sabtu (14/1). Hal tersebut tercermin dari perbaikan harga komoditas di pasar global. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 akan di kisaran 5,2 persen. Perkiraan tersebut tentunya didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor dampak reformasi struktural.

“Tahun 2022 ini diperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2 persen, pertumbuhan ekonomi tersebut menggambarkan proyeksi pemulihan yang didukung oleh pertumbuhan investasi dan ekspor sebagai dampak pelaksanaan reformasi struktural,” kata Febrio dalam webinar APBN 2022, Senin (18/10/2021).

Sedangkan untuk angka inflasi diperkirakan akan berada di kisaran 3 persen. Sisi permintaan terus mengalami peningkatan dengan adanya perbaikan daya beli masyarakat.

Untuk suku bunga SUN 10 tahun juga diprediksi di kisaran 6,8 persen. “Rupiah di kisaran Rp 14.350 per dolar AS. Ini mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia dan juga pengaruh dinamika global,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya