Menkes: Kasus Covid-19 di Sekolah Tatap Muka Tergolong Sedikit

Menkes mengakui bahwa ada beberapa sekolah yang melihat kasus konfirmasi (COVID-19), namun dengan jumlah yang sedikit.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Nov 2021, 13:35 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2021, 13:35 WIB
Antusiasme Murid Kelas 1 SD Ikuti Pembelajaran Tatap Muka
Murid kelas 1 melakukan doa bersama sebelum mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Klender, Jakarta, Senin (30/8/2021). Sebelumnya mereka sekolah dari rumah sejak Tahun Ajaran Baru pada awal Juli kemarin. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan terus memantau kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid-19. Dengan pemantauan ini diharapkan tingkat penularan covid-19 bisa terkendali meskipun ada sekolah tatap muka

Kita ingin memastikan protokol kesehatan di sekolah-sekolah yang melakukan kelas tatap muka sekarang sudah mulai kita jalankan, termasuk active surveilance," terang Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers PPKM secara virtual, Senin (1/11/2021).

Menkes mengakui bahwa ada beberapa sekolah yang melihat kasus konfirmasi (COVID-19), namun dengan jumlah yang sedikit.

"Data menunjukkan memang ada beberapa sekolah yang melihat kasus konfirmasi (COVID-19) tapi jumlahnya relatif sedikit. Data kasus konfirmasi yang di atas 5 persen positivity rate di sekolah juga sudah ada," bebernya.

Dikatakan bahwa data tersebut sudah dibagikan pihak Kemenkes kepada Kementerian Pendidikan (Kemendikbud).

Pembagian data tersebut dilakukan agar setiap sekolah bisa melihat informasi, dan detail mengenai siapa saja murid-murid mereka yang dites positif COVID-19 dengan PCR maupun Antigen.

Jika terjadi lonjakan dini kasus COVID-19 di level kelas tertentu, maka kelas di sekolah tersebut akan disarankan untuk ditutup.

"Dan kalau itu sudah cukup luas menyebar di sekolah tersebut maka kita akan menutup sekolahnya selama 14 hari, dengan i sekolah lain yang masih bisa berjalan," ujar Menkes Budi.

Setelah pemberhentian selama 14 hari, sekolah tersebut bisa kembali melakukan kelas tatap muka dengan perbaikan dari implementasi protokol kesehatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Persiapan G20 di Bali

Pantai Kuta Bali Bersiap Sambut Turis Asing
Anak-anak berjalan dengan papan selancar mereka di pantai Kuta di pulau resor Bali (4/10/2021). Pemerintah melonggarkan secara bertahap PPKM berjenjang dengan membuka Bandara Internasional Ngurah Rai untuk kedatangan internasional mulai 14 Oktober. (AFP/Sony Tumbelaka)

Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19 di Indonesia.

Menkes Budi Sadikin mengatakan, dengan kasus COVID-19 di Indonesia yang telah turun, implementasi protokol kesehatan penting dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi lonjakan infeksi lagi.

"Terutama nantinya saat menghadapi Nataru, dan Bapak Presiden minggu lalu sudah memberikan arahan bahwa nantinya pak Menko PMK yang akan menjadi koordinator dalam memastikan periode Nataru tahun ini dan awal tahun depan tidak terjadi lonjakan kasus," kata Menkes Budi Sadikin.

"Kami juga akan berusaha mempertahankan ini karena akan ada banyak acara internasional besar tahun depan di Bali, seperti acara COP26, G-20, dan acara lainnya," lanjut Menkes.

Menkes mengungkapkan rencana bahwa pihaknya akan melakukan suatu pilot project, menjelang pertemuan internasional tahun ini terkait isu kesehatan, olahraga bulutangkis, termasuk pertemuan G-20.

"Dari pilot project itu kita akan melihat apa saya yang sudah baik, apa saja yang perlu diperbaiki, agar nanti pada saat pertemuan internasional tahun depan jauh lebih siap, dan teruji protokol kesehatannya," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya