Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan bahwa transisi ke emisi nol bersih dapat menyebabkan efek tingkat harga yang permanen, yang harus kita "pahami dan tangani".
"Masyarakat perlu memahami bahwa ini adalah jalur transisi yang harus kita lakukan," ujar Bailey, dikutip dari laman BBC, Jumat (5/11/2021).
"Saya pikir kita sudah melihat beberapa efek dari perubahan iklim pada harga sekarang," sebutnya.
Advertisement
Secara khusus, Bailey membeberkan "sedikit cerita tentang harga gas" - referensi untuk kenaikan harga 400 persen selama setahun terakhir - adalah hasil dari langkah sejumlah negara di dunia pada saat yang sama, ketika menghindari batu bara dan mengejar pasokan gas alam yang langka.
"Ketika kita mengganti hidrokarbon yang lebih merusak, batu bara jelas menjadi contoh, selama masa transisi, kita mungkin akan melihat peningkatan permintaan untuk beberapa hidrokarbon lain (yaitu gas)," pungkasnya.
Perlunya Proses yang Jelas Soal Transisi Ekonomi Iklim
Dengan banyaknya pembahasan seputar masalah bahwa transisi perubahan iklim yang sedang dibahas di Glasgow kemungkinan akan berdampak pada konsumen, ini akan muncul sebagai pernyataan signifikan dari kenyataan.
Jelas menarik bagi sebuah institusi yang diharuskan oleh undang-undang untuk membuat model, meramalkan dan pada akhirnya mengendalikan inflasi.
Transisi ke ekonomi terbarukan akan berarti tingkat harga yang lebih tinggi dalam periode transisi jangka panjang, kata BBC.
Pemodelan Bank Dunia menunjukkan bahwa efek perubahan iklim yang tidak tanggung-tanggung juga akan merusak struktur ekonomi.
Tetapi, Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan bahwa ia percaya, meskipun penting untuk mengakui manfaat ekonomi dari menyelamatkan kondisi Bumi, masyarakat juga perlu memiliki peta yang jelas tentang ekonomi transisi iklim.
Advertisement