Menhub Minta Waktu Sandar Kapal Tol Laut Dipercepat

Kapal tol laut hadir untuk memastikan distribusi logistik dapat menjangkau daerah terpencil dan terluar

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Jan 2022, 20:50 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2022, 20:50 WIB
20161025-Tol-Laut-IA4
Petugas bersiaga sebelum keberangkatan KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau dua pelabuhan yang berada di Nusa Tenggara Timur yaitu Pelabuhan Kalabahi di Kabupaten Alor dan Pelabuhan Laurentius Say di Maumere, Kabupaten Sikka. Menhub Budi meminta layanan kapal tol laut terus dioptimalkan.

“Kapal tol laut hadir untuk memastikan distribusi logistik dapat menjangkau daerah terpencil dan terluar seperti Alor, Maumere, dan daerah lainnya secara berkelanjutan,” kata Menhub dalam keterangan resmi, Jumat (14/1/2022).

Menhub Budi mengatakan, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan kapal tol laut. Yakni mempercepat waktu sandar dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya dan mengoptimalkan pemanfaatan layanan digital kapal tol laut kerja sama Kemenhub dengan BRI.

“Keberadaan Kapal Tol laut sudah menjadi kebutuhan masyarakat NTT. Dengan mempercepat waktu, pergerakan kapal akan lebih cepat, biaya lebih efisien, dan mencegah keterlambatan kedatangan kapal. Yang tadinya satu trayek bisa 14-20 hari, bisa dipangkas menjadi 10 hari,” kata Menhub Budi.

Kemudian, salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat waktu pergerakan kapal tol laut adalah dengan menambah sejumlah fasilitas kepelabuhanan. Misalnya untuk kegiatan bongkar muat. Sehingga pergerakan kapal dari satu daerah ke daerah lainnya bisa lebih cepat.

Selanjutnya, terkait pemanfaatan layanan digital, Menhub menjelaskan, dengan adanya kerja sama antara Kemenhub dengan Bank BRI telah mengintegrasikan aplikasi Sitolaut dengan layanan perbankan digital dari BRI.

“Ini adalah upaya kita untuk menjangkau end user atau pedagang terkecil (UMKM), yang berada di daerah yang dilayani oleh rute tol laut. Mereka bisa pesan barang langsung, semudah kita memesan makanan melalui aplikasi digital. Ini akan menghindari monopoli dari pihak-pihak tertentu yang membuat harga-harga barang dari tol laut ini tidak kompetitif,” tuturnya.

Selain itu, Menhub Budi juga meminta untuk membagi peran antara kapal-kapal swasta komersial dengan kapal tol laut bersubsidi.

“Kita juga harus memberikan dukungan agar kapal-kapal swasta bisa lebih kompetitif. Dengan adanya kapal bersubsidi, kita tidak menghilangkan yang komersial. Kapal komersial turut melayani distribusi logistik, sehingga kapal-kapal bersubsidi bisa melayani ke tempat-tempat lainnya yang lebih membutuhkan,” ucap Menhub Budi.

Informasi, Pelabuhan Kalabahi, Alor saat ini melayani trayek tol laut yaitu  T-14, dengan trayek: Tanjung Perak-Larantuka-Lembata- Kalabahi-Tanjung Perak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Komoditi Lokal

bersandarnya kapal tol laut Logistik Nusantara 2 yang dioperasikan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) di Pelabuhan Depapre Jayapura, Papua. (Dok Kemenhub)
bersandarnya kapal tol laut Logistik Nusantara 2 yang dioperasikan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) di Pelabuhan Depapre Jayapura, Papua. (Dok Kemenhub)

Sementara itu, saat meninjau Pelabuhan Laurentius Say Maumere, Kabupaten Sikka, Menhub meminta jajarannya bersama operator kapal untuk terus mengoptimalkan muatan kapal perintis bersubdisi yang yang melayani angkutan penumpang maupun  barang.

Selain terus meningkatkan okupansi penumpang, Menhub juga meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan komoditi lokal sebagai upaya meningkatkan muatan balik. Hal ini perlu dilakukan untuk menyeimbangkan antara biaya subsidi yang sudah dikeluarkan (cost) dengan besaran muatan yang diangkut.

“Saya apresiasi di Pelabuhan Maumere ini sudah ada muatan balik yang sama banyaknya dengan muatan datang. Ini bisa jadi contoh pelabuhan-pelabuhan lainnya,” ujar Menhub.

Menhub berharap, kedepannya semakin banyak rute-rute perintis dapat meningkat menjadi rute komersial. “Kami terus mendorong pemerintah daerah dan operator kapal dalam hal ini PT Pelni, untuk bersama-sama memikirkan upaya mengoptimalkan muatan kapal-kapal perintis ini,” tutur Menhub.

Saat ini Pelabuhan Laurentius Say Maumere melayani tiga rute kapal perintis yaitu: Pertama, R29 dengan rute: Laurentius Say/Maumere-Palue-Maurole- Marapokot-Reo-Labuan Bajo-Bima-Benoa-Bima-Labuan Bajo-Reo-Marapokot-Maurole- Palue-Laurentius Say/Maumere.

Kedua, R30 dengan rute: Laurentius Say/Maumere-Marapokot-Reo- Bonerate-Selayar-Makassar- Selayar-Bonerate-Reo- Marapokot-Laurentius Say/Maumere.

Ketiga, R31 dengan rute: Laurentius Say/Maumere-Pemana-Batuata- Banabungi/Pasarwajo-Wakatobi- Kendari-Kolonedale-Kendari- Wakatobi-Banabung/Pasarwajo- Batuata-Pemana-Laurentius Say/Maumere.

Turut hadir dalam tinjauan tersebut, Bupati Alor Amon Djobo, Bupati  Sikka Fransiskus Roberto Diogo dan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Capt. Mugen Sartoto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya