Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Siap Dibangun di Babel dan Kalimantan

Kementerian ESDM terus mematangkan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Jan 2022, 12:40 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2022, 12:40 WIB
PLTN
Ilusrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: batan.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mematangkan rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Rencananya PLTN tersebut akan dibangun di Bangka Belitung (Babel) dan Kalimantan.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah menargetkan membangun PLTN komersial dengan menjalin kerjasama internasional terkait studi pengembangannya.

"Sekarang sudah terbit keputusan menteri ESDM untuk pembentukan tim terkait persiapan untuk penyusunan kelembagaan dari pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir," ujar Dadan dalam sesi teleconference, Senin (17/1/2022).

Untuk sisi kajian atau studi, Dadan mengatakan, itu memang lebih banyak leading sektornya berada di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

"ESDM juga terlibat, khususnya di Litbang ESDM melakukan kajian-kajian, termasuk yang ada di Bangka Belitung dan Kalimantan. Tapi memang belum ada penunjukan lokasinya, sampai sekarang belum," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hitungan Investasi

20160603- PLTN Novoronez di Rusia- Nurmayanti
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Novovoronezh adalah pembangkit pertama di dunia yang memiliki fasilitas reaktor water cooled dan water-moderated di dunia, yang terletak di Kota Boronez, Rusia. (Liputan6.com/Nurmayanti)

Terkait hitung-hitungan investasinya, itu juga bervariasi tergantung dari kelas pembangkitnya, teknologi yang digunakan, hingga kapasitas PLTN tersebut.

"Ada pihak yang menyampaikan ke kami, listriknya ini cukup menarik dari sisi harga. Misalkan di angka USD 9-10 cent per kWh. Ada juga yang menyampaikan angkanya di bawah USD 7 cent, atau USD 7 cent lah," terang Dadan.

Menurut dia, seluruh kajian tersebut kini sudah sampai ke pemerintah. Dari segi pengenaan harga tersebut pun disebutnya sudah cukup menarik.

"Tapi sesuai regulasi pemerintah, bahwa kebijakan ini adalah memastikan secara teknologi harus yang proven dan ada contoh secara komersialnya," tegas Dadan.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya