BI: Uang Beredar di Indonesia Capai Rp 7.867,1 Triliun di Desember 2021

Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2021 tumbuh meningkat.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Jan 2022, 13:45 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 13:45 WIB
FOTO: Bank Indonesia Yakin Rupiah Terus Menguat
Teller menghitung mata uang Rupiah di Jakarta, Kamis (16/7/2020). Penguatan Rupiah dipengaruhi aliran masuk modal asing yang cukup besar pada Mei dan Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) melaporkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2021 tumbuh meningkat.

Posisi M2 pada Desember 2021 tercatat sebesar Rp7.867,1 triliun atau tumbuh 13,9 persen secara year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11 persen (yoy).

"Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,9 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 9,3 persen (yoy)," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (24/1/2022).

Erwin menjelaskan, pertumbuhan uang M2 pada Desember 2021 dipengaruhi oleh ekspansi keuangan pemerintah dan penyaluran kredit.

Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) yang tumbuh sebesar 37,7 persen (yoy).

"Ini meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan November 2021 sebesar 30,4 persen," terangnya.

Selain itu, penyaluran kredit juga tumbuh sebesar 4,9 persen (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,4 persen (yoy).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bank Indonesia Masih Tahan Suku Bunga Acuan 3,5 persen di Januari 2022

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur 19 dan 20 Januari 2022.

“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar dan sistem keuangan, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/1/2022).

Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga lending facility diangka 4,25 persen. 

Adapun di 2021, BI mencatat tingkat inflasi sebesar 1,87 persen, berada di bawah target BI 2 hingga 4 persen. 

BI pun memprediksi di tahun 2022 ini, tingkat inflasi diperkirakan tetap terkendali sesuai target BI dikisaran 2 hingga 4 persen.

Sementara disisi eksternal, Perry menyebut Pemulihan perekonimian global diperkirakan akan berlangsung lebih seimbang, tidak hanya bertumpu pada pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun juga disertai dengan perbaikan ekonomi di Eropa, Jepang, dan India.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya