Fakta Politikus Golkar Dedi Mulyadi, Punya 3 Juta Subscriber Youtube hingga Masuk Bursa Capres

Dibuat sejak 17 November 2017, laman Youtube yang dinamai Kang Dedi Mulyadi Channel membagikan konten seputar kegiatannya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jan 2022, 15:14 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2022, 15:14 WIB
Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Liputan6.com/Abramena)
Wakil Ketua Komisi IV DPR asal Fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi. (Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR asal Fraksi Partai Golkar, Dedi Mulyadi tengah menjadi perhatian warganet di Youtube, ketika berhasil menarik 3 juta subscriber. Secara keseluruhan, video yang diunggah Dedi Mulyadi di Youtube telah ditonton 627.8 juta kali.

Dibuat sejak 17 November 2017, laman Youtube yang dinamai Kang Dedi Mulyadi Channel ini membagikan konten seputar kegiatannya bersama keluarga, kisah inspiratif hingga pertemuannya dengan berbagai kalangan masyarakat.

Selain kepopuleran di Youtube, politikus Golkar ini ternyata juga memilki beberapa fakta unik. Berikut seperti dirangkum Liputan6.com, Senin (24/1/2022).

Menarik banyak minat masyarakat menjadi capres RI

Temuan Survei Indikator Politik Indonesia yang memaparkan 'Top Of Mind Pilihan Presiden', mengungkapkan besarnya pilihan responden terhadap Dedi Mulyadi.

Dia menempati urutan ke-9 dengan persentase 1.0 persen. Sementara itu, urutan pertama ditempati oleh nama Joko Widodo (Jokowi) dengan persentase 20,8 persen. 

Sebagai infomasi, hasil survei ini diperoleh Indikator Politik Indonesia dari survei yang dilakukan terhadap masyarakat berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dengan metode multistage random sampling pada 6-11 Desember 2021.

Survei ini melibatkan 2020 responden, dengan sampel dari 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.

Ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Salip Airlangga Hartarto dalam survei capres

Bahkan, responden juga ditemukan lebih memilih Kader Partai Golkar Dedi Mulyadi menjadi Presiden RI ketimbang ketua umumnya, Airlangga Hartarto. 

Hasil survei Indikator mengungkapkan, elektabilitas Dedi mencapai 1 persen, sedangkan Airlangga 0,1 persen saat responden ditanya secara spontan soal pilihan presidennya tanpa ada opsi nama (top of mind).

Angka ini muncul meski nama Dedi tidak pernah masuk bursa Capres sebelumnya.

Dalam komentarnya mengenai hal itu, politikus senior Partai Golkar Melchias Markus Mekeng melihat bahwa Dedi Mulyadi sudah dengan giat melakukan publikasi di media sosialnya dengan terjun langsung ke masyarakat.

Salah satunya melihat fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Hal ini tentunya semakin menunjukkan kedekatan Dedi Mulyadi masyarakat.

"Kalau saya melihat Dedi Mulyadi di Top Of Mind itu tinggi ya kita semua tahu dia publikasi di media sosial cukup bagus, dan masyarakat senang dengan gaya Dedi Mulyadi dengan merangkul masyarakat, menyelesaikan masalah masyarakat. Tidak ada jarak antara dia dan masyarakat siapapun itu sampai itu sampai di lapis bawah," kata Mekeng, dikutip Senin (24/1/2022).

 

 

 

 

Dedi Mulyadi Wakil Ketua anggota DPR RI. (sumber  Youtube Dedi Mulyadi)
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Gaya Dedi Mulyadi Disebut Mirip Jokowi

Dedi Mulyadi
Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang maju pada pemilu legislatif merasa tersiksa dengan status calon legislatif. (Liputan6.com/ Abremana)

Selain itu, Melchias Markus Mekeng juga menyebut gaya Dedi Mulyadi mirip seperti Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 silam ketika mencalonkan diri menjadi capres.

"Jadi ini yang sebetulnya diinginkan oleh masyarakat yakni pemimpin seperti Pak Jokowi muncul waktu 2014 kan modelnya seperti itu, nah dan Dedi Mulyadi juga modelnya seperti itu," katanya.

"Jadi orang-orang di bawahnya Dedi enggak boleh kebakaran jenggot karena ini realita dan saya yakin Burhanuddin Muhtadi tidak bisa dibayar dengan model-model begitu," ujarnya.

Ditambahkannya, "Kalau ada yang ingin jadi pemimpin dan masih di bawah (elektabilitasnya-Red) ya berubahlah gayanya, supaya bisa menguber menjadi yang di atas. Semuanya termasuk Pak Airlangga, karena ini fakta".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya