Harga Emas Anjlok 2 Persen, Saatnya Beli?

Harga emas turun lebih dari 1 persen ke level terendah lebih dari dua minggu pada hari Kamis

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jan 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 07:30 WIB
ANTAM Umumkan Butik Emas Logam Mulia Bali Pindah Lokasi
(Foto:Dok.PT Aneka Tambang Tbk)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 1 persen ke level terendah lebih dari dua minggu pada hari Kamis. Ini karena dolar menguat setelah data ekonomi AS yang kuat memperkuat kasus kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret.

Dilansir dari CNBC, Jumat (28/1/2022), harga emas di pasar spot turun 1,3 persen pada USD 1.794.30 per ounce pada 14:04 EST, setelah mencapai level terendah USD 1.790.20. Emas berjangka AS turun 2 persen menjadi USD 1.793,10.

Penurunan harga emas merupakan kelanjutan dari aksi jual hari Rabu karena pasar mencerna lebih lanjut komentar Ketua Fed Jerome Powell tentang kenaikan suku bunga, kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Pertumbuhan ekonomi AS meningkat pada kuartal keempat untuk mencatat kinerja terbaiknya dalam hampir empat dekade pada tahun 2021.

Lebih lanjut merusak daya tarik emas safe-haven bagi pembeli luar negeri, dolar AS melonjak ke level tertinggi sejak Juli 2020.

Harga emas akan melayang lebih rendah pada tahun 2022 dan 2023 karena bank sentral menaikkan suku bunga, mengangkat imbal hasil obligasi dan membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik, menurut jajak pendapat Reuters.

Bullion telah turun lebih dari 3 persen sejak mencapai harga tertinggi dalam 10 minggu pada hari Selasa di belakang pembelian safe-haven yang didorong oleh ketegangan Rusia-Ukraina.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saatnya Beli?

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

"Setiap rebound yang tidak didukung oleh para pencari safe-haven dengan demikian akan mengalami resistensi cepat atau lambat selama ekonomi dalam mode pemulihan," tulis analis Julius Baer, ​​Carsten Menke dalam sebuah catatan.

Menke menambahkan bahwa dia tidak melihat pergerakan berbasis luas ke emas dari para pencari safe-haven melainkan beberapa pembelian selektif yang akan tetap terjadi selama latar belakang ekonomi tidak memburuk secara tajam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya