Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan memindahkan ibu kota negara ke Penajam Paser, Kalimantan Timur. Pemindahan akan dilakukan secara bertahap. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan nasib investasi properti Jakarta yang kini merajai pasar properti nasional.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan, sejauh ini investasi properti di Jakarta masih cukup menarik meskipun ada rencana pemerintah memindahkan ibu kota. Sebab, aktivitas masyarakat Indonesia secara nasional masih didominasi oleh Jakarta.
"Jabodetabek, banyak ditanya pengembang lokal dan asing. Nasib Jakarta bagaimana? Jakarta adalah kota yang kegiatannya jauh lebih besar dibanding kota lain. 70 persen properti ada disekitar Jakarta," kata Hari dalam diskusi Kuat Bersama Sektor Properti Sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi, Jakarta, Jumat (4/2/2022).
Advertisement
Hari mengatakan, Jakarta memiliki banyak fungsi yang tidak serta merta kosong apabila salah satu fungsi dipindahkan ke daerah lain. Beberapa fungsi tersebut antara lain, pemerintahan, perdagangan, jasa, perkantoran, pendidikan serta kelembagaan.
"Jadi banyak fungsinya, satu fungsi yang akan dipindahkan dan bertahap, ini tidak akan mengganggu Jakarta menjadi kota properti," jelasnya.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belum Ada yang Sukses
Sementara itu, Pengamat Properti Ali Tranghanda mengatakan, beberapa negara dunia yang memindahkan ibu kota belum ada yang sukses. Artinya, butuh waktu yang cukup panjang menciptakan kota ramai penduduk dan aktivitas.
"Pemindahan Ibu Kota tuh belum ada yang sukses. Butuh waktu berabad-abad. Ini tergangung sustain pemeirntah. Perpres saja tidak cukup. Harus ada RUU. Ini sangat tergantung penggantu Presiden Jokowi ke depan," katanya.
Namun demikian, dia menyakini, Jakarta sebagai kota bisnis akan terus menjalankan perannya. Sebab, pengusaha dan investor tetap akan melakukan kegiatan di Jakarta.
"Good news nya, ini kan bukan memindahkan satu kota tapi menciptakan kota baru. Jakarta sebagai kota bisnis tetap akan berjalan. Selama pusat bisnis ada di Jakarta, Jakarta akan tetap jadi pusat bisnis," tandas Ali.
Reporter:Â Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement