Liputan6.com, Jakarta PT Smart Cakrawala Aviation mengaku merugi karena belum sempat menempati Hanggar Malinau. Namun, tak disebutkan estimasi kerugian yang disebabkan tersebut.
Pemilik sekaligus CEO Smart Aviation Pongky Majaya menuturkan meski mengalami kerugian, kegiatan operasional maskapai itu tidak terganggu. Misalnya, penundaan jadwal dan proses maintenance pesawat.
Baca Juga
"Jadi meskipun secara materiil kami dirugikan, tetapi kami juga menjamin bahwa tidak akan ada penundaan jadwal ataupun tidak akan ada gangguan terhadap operasional kami meskipun kami belum bisa melakukan maintanance di situ," katanya dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).
Advertisement
Ia menyebut sejak awal Januari 2022 hingga pekan kemarin, pihaknya sudah melakukan 3 sampai 4 kali maintenance. Namun, itu belum dilakukan di Hanggar Malinau.
"Kami terpaksa melakukannya di fasilitas kami yg di Kalimantan Barat, Singkawang dan di Papua. Ini hanya masalah bagaimana kita merotasi dan mensiasati perawatan saja," katanya.
Pongky mengatakan dari sisi nilai sewa, kerugian yang dialaminua tidak seberapa. Namun, atas hanggar yang belum layak digunakan, ia harus mengeluarkan biaya untuk memindahkan pesawat ke hanggar lain.
"Kalau dari sisi nilai sewa tidak seberapa sebetulnya (kerugiannya), tapi kerugian yang terjadi kami harus memobilisasi pesawat kami dari Malinau menuju Singkawang," katanya.
Pemindahan itu dilakukan ke bandara milik Smart Aviation atau juga ke Nabire, Papua. Keduanya memiliki fasilitan maintenance pesawat.
"Kami kebetulan mengelola bandara kami sendiri untuk kepentingan kami. Jadi mau nggak mau kami harus kirim sana atau ke Nabire yang merupakan salah satu fasilitas maintenance kami juga. Selama ini kami gak pernah bersuara, kami menikmati saja," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menunggu
Sebelumnya, kata Pongky, pihaknya juga sempat menunggu sekitar satu pekan untuk menempati Hanggar Malinau. Namun, karena masih digunakan Susi Air, sehingga pihaknya belum bisa memanfaatkan hanggar tersebut.
"Kemarin sempat kami over estimate, kami memperkirakan sesuai janji dan kontrak tanggal 1 Januari akan diserahkan, sempat 6-7 hari kami menunggu di situ akhirnya kami geser pesawat kami. Karena tidak mungkin kami mengorbankan pelayanan kepada masyarakat," kata dia.
Advertisement