Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mencatat adanya peran penting dari sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya mendorong investasi masuk ke sektor transisi energi ke energi hijau yang tengah diupayakan pemerintah.
“Bukan hanya hijau, tapi karena ternyata teknologi ini berpindah ke harus hijau, kita jadi kebanjiran investasi. Kebanjiran nilai tambah daripada nikel aja lebih dari 20 ribu miliar dolar dalam tiga-empat tahun terakhir, mungkin begitu,” katanya dalam Inaugurasi Trade, Investment, and Industry Working Group G20, Selasa (8/2/2022).
Baca Juga
Kementerian Perdagangan mencatat hasil investasi hilirisasi pertambangan misalnya nikel dan industri otomotif masuk dalam top 5 ekspor yang asalnya dari industri dan industri pengolahan. Mendag Lutfi menilai hal ini bisa jadi momentum Indonesia mendapat untung lebih besar.
Advertisement
“besi baja nomor 3, CPO nomor 2, otomotif dan elektronik ini bahu membahu. Ini nilai tambah luar biasa. Ini merupakan kesempatan indonesia men-tiga kali lipat-kan GDP per kapitanya dalam waktu yang singkat,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sepakat peran pengusaha swasta penting dalam membangun pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengacu tingkat GDP Indonesia yang tercatat RP 15 ribu triliun, dengan kontribusi dari APBN tak lebih dari 15 persen.
Kemudian, dari sisi konsumsi tercatat sebesar 57 persen, dimana 31-32 persen lainnya merupakan investasi. Ia mengacu data ini dari Badan Pengelola Statistik per Kuartal IV 2021. Dengan porsi demikian Bahlil menilai pengusaha swasta sangat penting dalam mendorong pertumbuhan.
“Karena kalau konsumsi 57 persen, kalau bicara daya beli masyarakat dan daya beli masyarakat itu kalau ada kepastian pendapatan dan kepastian pendapatan kalau ada lapangan pekerjaan dan lapangan pekerjaan itu gak mungkin disiapkan semuanya oleh pemerintah, pemerintah itu siapkan pekerjaan lewat ASN, hingga TNI/Polri satu tahun itu cuma satu juta (orang), itu pentingnya investasi,” tutur Bahlil.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Raup Investasi
Kemudian, kaitannya dengan transisi energi ke Energi Baru Terbarukan, Bahlil pun mengaku bersyukur dunia mulai sadar atas bahaya tak menjaga lingkungan, akhirnya energi fosil mulai ditinggalkan. Bahlil menyebut, ini menjadi momentum yang baik bagi indonesia untuk menggaet investasi.
“Kita dikasih nikel untuk mobil. Kita dikasih lagi angin yang kuat, matahari kuat, kita lagi susun gimana investasi dalam dan luar negri kolaborasi. Harus kita akui kita punya teknologi belum bagus, teknologi ini dari luar negeri yang paling banyak, tapi kita gak boleh relakan kekayaan dalam negeri kita kepada orang yang menguasai teknologi tanpa hitung-hitung ekonomi yang baik,” terangnya.
“(mungkin) Menguntungkan investor pemilik teknologi tapi kami tak boleh ditinggalkan Inilah positioning negara untuk melakukan negosiasi di G20,” imbuhnya.
Advertisement