Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Budi Santoso memproyeksikan nilai transaksi niaga elektronik mencapai Rp 487 triliun. Naik signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 453 triliun.
Hal tersebut disampaikan Budi dalam peluncuran Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Kegiatan berjualan secara live shopping ini merupakan bentuk nyata dukungan Kementerian Perdagangan kepada produk UMKM dan Harbolnas.
Baca Juga
Pada 2023, kontribusi transaksi produk lokal saat Harbolnas adalah sebesar Rp12,3 triliun atau 48,1 persen dari total nilai transaksi Harbolnas. Sementara itu, nilai transaksi Harbolnas terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Advertisement
“Nilai transaksi niaga elektronik Indonesia berdasarkan data Bank Indonesia pada 2023 adalah sebesar Rp 453 triliun. Pada 2024, nilai ini diproyeksikan meningkat menjadi Rp487 triliun,” kata Budi, dikutip dalam keterangan resmi, Minggu (8/12/2024).
Total nilai transaksi Harbolnas 2023 sebesar Rp 25,7 triliun atau meningkat 182 persen dari penyelenggaraan pertamanya pada 2019. Saat ini, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dari sisi perdagangan tercermin dari pertumbuhan niaga elektronik yang signifikan seiring dengan meningkatnya penerimaan dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.
Budi menjelaskan jumlah pengguna platform niaga elektronik di Indonesia juga terus meningkat. Pada 2024, jumlahnya diperkirakan mencapai 65,65 juta pengguna atau meningkat 11,9 persen dari 2023 yang sebesar 58,63 juta.
Begitu pula persentase pelaku usaha UMKM yang berdagang daring yang secara nasional meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, persentase UMKM yang berdagang daring adalah sebesar 37,79 persen dari total keseluruhan UMKM.
“Platform niaga elektronik perlu dimanfaatkan secara maksimal oleh UMKM untuk merambah pasar yang lebih luas. Sehingga, nantinya bisa merambah pasar ekspor,” pungkasnya.
Mendag Budi Lepas Ekspor Produk Makanan Olahan Senilai Rp7,2 M ke AS dan Eropa
Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Budi Santoso melepas ekspor produk makanan olahan berupa kerupuk dan sambal ke pasar Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa (3/12/2024). Ekspor produk makanan olahan yang diolah PT Sekar Laut tersebut senilai USD452 ribu atau Rp7,2 miliar.
Mendag Budi menyebut, diterimanya produk PT Sekar Laut ke berbagai negara membuktikan bahwa perusahaan tersebut konsisten berinovasi dan beradaptasi.
"Dua hal ini menjadi kunci dalam merespons perubahan tren global dan menyesuaikan strategi agar tetap relevan dengan dinamika pasar," sebutnya.
Mendag Budi juga mengatakan, perjalanan PT Sekar Laut tersebut dapat menjadi contoh bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lain agar berani berinovasi dan terus membawa produk untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar global.
Di sisi lain, dirinya pun mengungkapkan, permintaan global untuk produk kerupuk udang dan sambal terus meningkat. Menurutnya, kondisi itu disebabkan peningkatan tren konsumen yang mencari makanan autentik dan bernilai budaya dari berbagai negara.
"Makanan khas Indonesia ini memiliki daya tarik karena keragaman cita rasanya yang kaya, di samping meningkatnya preferensi konsumen terhadap produk berbasis rempah alami," ungkap Mendag Budi.
“Tren ini menunjukkan peluang besar bagi perusahaan yang mampu memanfaatkan tren global dengan fokus pada inovasi produk, sertifikasi kualitas, dan distribusi yang efektif untuk berekspansi,” jelasnya.
Advertisement
Ekspor Produk Makanan Olahan Tumbuh
Mendag Budi membeberkan, dalam lima tahun terakhir (2019-2023), tren ekspor produk makanan olahan Indonesia tumbuh sebesar 6,81%. Ia pun menyebut, tren itu masih berlanjut pada periode Januari–September 2024 yang tumbuh sebesar 6,97% dari periode yang sama tahun 2023.
“Tren pertumbuhan yang positif ini tentunya tidak terlepas dari peran dan kerja keras pelaku usaha Indonesia dan PT Sekar Laut Tbk turut menyumbang pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui ekspor," bebernya.
Mendag Budi pun mengajak lebih banyak pelaku usaha makanan olahan untuk mencari peluang ekspor produk-produk ke mancanegara agar produk Indonesia semakin banyak beredar di dunia.
“Indonesia akan terus membuka akses pasar ke kawasan tradisional dan nontradisional melalui berbagai perjanjian dagang dan siap mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar,” ujarnya.
Sebagai informasi, PT Sekar Laut berangkat dari industri rumahan skala usaha UMKM. Kini, UMKM tersebut telah berkembang menjadi skala industri dan mampu ekspor.
(*)