Luhut Minta Kiriman Barang dari 10 Pelabuhan Langsung ke Negara Tujuan, Jangan Mampir di Singapura

Pemerintah menargetkan jika biaya bisa terpangkas hingga 17 persen di 2024 salah satunya melalui direct call.

oleh Arief Rahman H diperbarui 24 Feb 2022, 15:11 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2022, 15:11 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Sulawesi Selatan yang dipantau dari Jakarta, Kamis (24/2/2022).
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Sulawesi Selatan yang dipantau dari Jakarta, Kamis (24/2/2022).

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menargetkan 10 pelabuhan melakukan direct call atau pelayaran langsung barang ekspor ke tujuan. Upaya ini demi memangkas biaya logistik di Indonesia yang masih besar dibandingkan negara lain.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan jika direct call bisa memangkas biaya hingga 30 persen sehingga membuat biaya logistik Indonesia semakin efisien dan membuat negara ini kian kompetitif.

"Di Indonesia kita exercise 10 pelabuhan yang akan direct call. Jadi tidak ada lagi feeder ke Singapura. Kita harus mandiri sendiri dan itu kurangi cost 30 persen dan kalau berkurang kita jadi negara kompetitif," tegas Luhut dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Sulawesi Selatan yang dipantau dari Jakarta, Kamis (24/2/2022).

Saat ini, kata Luhut, biaya logistik Indonesia masih mencapai hampir 26 persen. Jauh lebih besar dari negara tetangga sebesar 13 persen.

Pemerintah menargetkan jika biaya bisa terpangkas hingga 17 persen di 2024. "Kita mau ke 17 persen tapi saya bilang mau 15 persen. Jadi kita challange semua ini bisa," jelas Luhut.

 

Sukses di Makasar

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Luhut bercerita telah memutuskan melakukan direct call dari Makasar, Sulawesi Selatan ke negara tujuan ekspor beberapa tahun lalu.

Alasan kala itu, dengan melihat biaya ekspor yang melambung karena pengiriman harus dilakukan melalui Pulau Jawa, tepatnya dari Surabaya.

"Saya ingat hampir empat tahun lalu saya rapat kemari (Makassar), itu rapat kita mengenai direct call. Waktu itu saya ingat sekali betapa kita itu semua harus ke Jawa, akhirnya high cost. Terus saya putuskan di sini, waktu itu, kita direct call saja, tidak perlu lagi ke Jawa," kenangnya.

Ini dia mengaku senang situasi sudah berubah. Keputusan yang dilakukan sebelumnya sudah membuahkan hasil. Salah satunya ke sisi dampak ekonomi bagi wilayah tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya