Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan ditengah kenaikan harga CPO dunia, CPO dan minyak goreng Indonesia tetap menjadi yang paling lebih murah dibandingkan Dumai Malaysia.
Per Maret 2022, harga CPO di Malaysia tercatat Rp 22.234 per liter dan di Dumai rata-rata CPO Rp 17.701 per kilogram. Sedangkan di Indonesia hanya Rp 16.555 untuk minyak goreng kemasan dan Rp 15.525 untuk minyak goreng curah.
Baca Juga
"Memang selalu ada gap antara harga di Indonesia dan Malaysia," kata Lutfi dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (9/3/2022).
Advertisement
Perbedaan harga ini kata Lutfi terletak pada penerapan kebijakan pajak ekspor bea dan masuk yang diterapkan di Indonesia. Sementara, pajak ekspor di Malaysia saat ini telah mencapai USD 375. Sementara di Indonesia hanya sekitar USD 100.
"Ini yang membuat harga minyak goreng di Malaysia dan Indonesia berbeda," kata dia.
Perbedaan harga yang mencolok ini membuat industri di luar minyak goreng yang mengelola CPO bisa meraup untung yang besar.
Mengingat pemain CPO dalam negeri bisa mendapatkan harga yang lebih murah lebih dari Rp 7.000 per liternya. Sementara ketika dijual ke luar negeri menggunakan harga industri yang untungnya berlipat ganda.
"Harga yang dinikmati industri selain minyak goreng ini lebih murah Rp 7.000 per liternya, sedangkan harga jualnya Rp 22.234 per liter," kata dia.
Â
Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri
Untuk itu, demi menjaga stabilitas bahan baku pasokan minyak goreng di dalam negeri, Lutfi mewajibkan eksportir mengikuti program DMO.
Lutfi menegaskan tidak ada alasan lagi bagi eksportir mangkir dari kebijakan Permendag No 8 Tahun 2022.
"Oleh karena itu, tidak ada alasan, semua industri tidak ikut program DMO karena ini harganya lebih murah Rp 7.000," kata dia.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement