Realisasi Dana PEN Baru Rp 22,6 Triliun hingga Maret 2022

Pemerintah merilis, realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sampai 25 Maret baru mencapai Rp 22,6 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2022, 20:58 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2022, 20:58 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah merilis, realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2022 sampai 25 Maret baru mencapai Rp 22,6 triliun. Angka tersebut baru 5 persen dari pagu anggaran Rp 455,64 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penyerapan dana PEN ini akan dipercepat lagi, karena sudah memasuki bulan ketiga tahun 2022.

"Jadi ini harus dipacu karena kita sudah memasuki bulan ketiga," kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Jakarta, Senin (28/3/2022).

Meski begitu, penggunaan dana PEN tahun ini difokuskan pada tiga klaster yakni kesehatan, pemulihan daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi. Masing-masing klaster menyerap dana PEN yang masih minim.

Dari klaster kesehatan baru terserap Rp 800 miliar dari pagu anggaran Rp 122,54 triliun. Dana yang terserap digunakan untuk fasilitas kepabeanan vaksin dan alat kesehatan.

"Dari sektor kesehatan baru terserap Rp 800 miliar," kata Sri Mulyani.

 

Perlindungan Sosial

FOTO: Penyaluran Bansos untuk Warga Terdampak Pandemi COVID-19
Warga menunjukkan uang bantuan sosial (bansos) di kawasan Kedoya Selatan, Jakarta Barat, Rabu (28/7/2021). Bansos berupa uang tunai sebesar Rp 600 ribu tersebut disalurkan oleh PT. Pos Indonesia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Klaster perlindungan sosial masyarakat menyerap Rp 21,2 triliun dari pagu anggaran Rp 154,76 triliun. Dana tersebut digunakan untuk program bantuan sosial PKH, Sembako, BLT Desa dan Kartu Prakerja.

"Perlindungan sosial sebesar Rp 21,2 triliun," katanya.

Sedangkan dari klaster penguatan pemulihan ekonomi baru digunakan Rp 600 miliar. Dana tersebut digunakan untuk sektor pariwisata dan pangan kementerian/lembaga dan insentif perpajakan.

"Untuk pemulihan ekonomi baru Rp 600 miliar," kata dia.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya