Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah menaikan harga BBM dengan nilai oktan (RON) 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500-13.000 per liter. Akibat kenaikan itu, dikabarkan banyak pengguna yang migrasi ke Pertalite, sehingga menyebabkan kekosongan stok di sejumlah SPBU.
Namun, pihak manajemen PT Pertamina (Persero) memastikan ketersediaan Pertalite di seluruh stasiun pengisian kini masih mencukupi, setidaknya untuk hitungan 20 hari ke depan.
"Intinya adalah aman, kira-kira adalah 20 hari. Itu bukan berarti 20 hari ke depan akan kosong. Setiap hari kita maintain segitu volumenya," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman kepada Liputan6.com, Selasa (5/4/2022).
Advertisement
Fajriyah mengatakan, Pertamina bakal terus memonitor volume penjualan Pertalite. Perseroan pun akan terus menjamin penyalurannya sesuai waktu dan sasaran. Sehingga stok Pertalite bakal terus surplus 20 hari.
"Let's say dalam 1 hari kita butuh 50 ribu kl Pertalite. Kalau 20 hari ya dikali aja, jadi 1 juta KL yang selalu ada setiap harinya. Itu kita maintain segitu. Walaupun yang kita jual mungkin hanya sekitar 500 ribu kl saja," terangnya.
Jika masyarakat menemukan ada kelangkaan di salah satu SPBU, ia pun memintanya untuk dilaporkan agar bisa dilakukan pengecekan. Dengan catatan, informasi yang diberikan tidak sepotong-potong dan harus lengkap.
"Kalau misal ada kelangkaan, tolong dalam berita disebutin, SPBU mana, nomor berapa, jalan apa. Supaya kita juga bisa ngecek," imbau Fajriyah.
"Jadi orang-orang akhirnya panik, ngerasanya takut kekurangan. Lah orang kemarin Direksi Pertamina aja pada turun ke lapangan, baik-baik aja semua. Enggak ada antrian panjang," tandasnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pertamax Mahal dan Pertalite Raib di Gorontalo
Warga di Provinsi Gorontalo mengeluhkan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite yang mulai langka di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kondisi ini terjadi setelah pemerintah resmi menaikan harga BBM jenis pertamax. Khusus wilayah Gorontalo, harga pertamax yang tadinya Rp9.000an, kini menjadi Rp 12.750 per liter.
"Kami menilai ini sangat menyusahkan, pertamax tiba-tiba harganya naik, pertalite malah sulit didapatkan," kata Irman saat berada di lokasi SPBU Kota Gorontalo.
Irman menyayangkan naiknya harga BBM dan langkanya pertalite di Gorontalo, karena hal itu bisa menyebabkan harga beberapa kebutuhan pokok warga ikut naik.
"Sudah minyak goreng susah untuk dicari, gas elpiji pasokannya kurang, ditambah dengan BBM makin mahal. Kalau begini terus kami akan mati berdiri," kata Irman.
Advertisement