Orang Terkaya Dunia Tidak Minat Jadi Awet Muda, Kenapa?

Berbeda dengan banyak miliarder teknologi lainnya, orang terkaya dunia Elon Musk mengungkapkan dirinya tidak berminat pada penelitian anti-penuaan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Apr 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2022, 21:00 WIB
FOTO: Elon Musk Jadi Saksi Sidang Akuisisi SolarCity
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham menuduh Elon Musk memperkaya dirinya serta keluarganya dengan kesepakatan yang terjadi pada 2016 terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Liputan6.com, Jakarta - Selama dekade terakhir, beberapa miliarder terkaya di dunia seperti Mark Zuckerberg, Jeff Bezos dan Peter Thiel telah mengeluarkan dana untuk penelitian tentang anti-penuaan.

Berbeda dengan Zuckerberg dan Bezos, CEO Tesla dan SpaceX, sekaligus orang terkaya dunia Elon Musk memiliki pendapat lain mengenai penelitian tersebut. 

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Insider, Musk mengungkapkan tidak meminati penelitian tentang anti-penuaan.

"Saya tidak berpikir kita harus mencoba membuat orang hidup untuk waktu yang sangat lama," kata Musk, dikutip dari CNBC Make It, Rabu (13/4/2022).

"Itu akan menyebabkan sesak napas di antara masyarakat karena kenyataannya, kebanyakan orang tidak berubah pikiran. Jadi jika mereka tidak mati, kita akan terjebak dengan ide-ide lama dan masyarakat tidak akan maju," ujarnya.

Sejauh ini, belum ada keberhasilan tertentu dalam investasi miliarder terkait penelitian untuk anti-penuaan.

Pada September 2021, MIT Technology Review melaporkan bahwa Bezos menginvestasikan sejumlah uang yang tidak diungkapkan di Altos Labs, yang merupakan start-up anti-penuaan, yang secara resmi diluncurkan awal tahun ini.

Menurut situs webnya, perusahaan biotek yang berbasis di San Francisco itu berfokus pada "program peremajaan seluler", metode berteori untuk membalikkan penyakit, cedera, dan kecacatan.

Bezos dan Thiel juga berinvestasi di Unity Biotechnology, sebuah perusahaan yang berbasis di San Francisco Selatan yang meneliti "sel-sel tua" manusia seiring bertambahnya usia.

Penelitian ini, menurut situs web perusahaan tersebut, adalah untuk mengembangkan "obat-obatan transformatif untuk memperlambat, menghentikan, atau mencegah penyakit penuaan."

Kapitalisasi Pasar Unity Biotechnology Menurun Signifikan

Peter Thiel
Peter Thiel. Dok: Forbes

Sebelum go public pada tahun 2018, Unity Biotechnology mengumpulkan dana lebih dari USD 300 juta.

Pada Senin sore, perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 73,06 juta, yang turun secara signifikan dari puncaknya pada September 2018 yang hampir USD 972 juta.

Peter Thiel mungkin adalah salah satu miliarder yang mendukung penelitian anti-penuaan yang paling terkenal di Silicon Valey.

Salah satu start-up yang dibantu dana oleh Thiel, yaitu Ambrosia, meninjau kembali sebuah studi tahun 1950-an yang disebut parabiosis, yang bereksperimen dengan membuka dan menyatukan sistem peredaran darah pada tikus.

Studi itu tidak menghasilkan kesimpulan konkret, tetapi perusahaan yang berbasis di Monterey, California masih memulai uji coba serupa pada manusia, dengan menyuntikkan darah dari orang di bawah usia 25 tahun ke peserta berusia 35 tahun dan lebih tua - mengklaim efek peremajaan.

"Ini adalah salah satu hal yang sangat aneh di mana orang telah melakukan studi ini pada 1950-an dan kemudian dihentikan sama sekali,” kata Thiel kepada Insider pada tahun 2015.

Tetapi pada tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengeluarkan peringatan terhadap parabiosis, yang disusul dengan berhentinya operasional Ambrosia hingga saat ini.

Ragam Langkah Miliarder Dukung Penelitian Anti-Penuaan

CEO Mark Zuckerberg di Facebook Communities Summit 2019
CEO Mark Zuckerberg di Facebook Communities Summit 2019. Kredit: Facebook

Namun, peringatan FDA AS soal parabiosis tidak menghentikan miliarder teknologi untuk memproses penelitian anti-penuaan.

Pendiri Meta, Mark Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, adalah salah satu pendiri The Breakthrough Prize, yang setiap tahun memberikan dana hingga USD 3 juta kepada para ilmuwan yang membuat "kemajuan transformatif menuju pemahaman sistem kehidupan dan memperpanjang kehidupan manusia," menurut situs webnya.

Tak hanya Zuckerberg, salah satu pendiri Oracle Larry Ellison juga menyumbangkan setidaknya USD 370 juta untuk penelitian anti-penuaan, menurut The New Yorker.

Pendiri Google Sergey Brin dan Larry Page juga membantu meluncurkan perusahaan rintisan biotek Calico, anak perusahaan Alphabet yang meneliti penyakit terkait penuaan seperti diabetes dan Alzheimer.

Sementara itu, Elon Musk - orang terkaya di dunia, tampaknya memiliki pandangan berbeda dengan banyak miliarder lainnya di Silicon Valley.

"Saya tentu ingin menjaga kesehatan untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Musk kepada Insider.

"Tapi aku tidak takut mati. Saya pikir itu akan melegakan," kata miliarder dengan kekayaan USD 265,4 miliar itu.

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya