Harga Minyak Mentah Melonjak karena Uni Eropa Usul Setop Impor dari Rusia

Pada Kamis (5/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 5,17 atau 4,9 persen menjadi USD 110,14 per barel.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Mei 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2022, 09:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik. Pada Kamis (5/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 5,17 atau 4,9 persen menjadi USD 110,14 per barel. (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak pada penutupan perdagangan Rabu (kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak ini karena Uni eropa yang merupakan blok perdagangan terbesar di dunia, menjabarkan rencana untuk menghentikan impor minyak dari Rusia.

Rencana dari Uni eropa ini tentu saja meningkatkan kekhawatiran tentang ketatnya pasokan akan minyak di dunia. Hal ini terjadi karena negara Eropa akan mencari pasokan di luar Rusia yang saat ini sudah diperebutkan oleh banyak negara lain.

Mengutip CNBC, Kamis (5/5/2022), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 5,17 atau 4,9 persen menjadi USD 110,14 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menetap di USD 107,81 per barel, naik USD 5,40 atau 5,3 persen.

Harga minyak mentah dunia naik terus selama dua bulan terakhir setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sampai saat ini, Uni Eropa enggan untuk sepenuhnya memotong impor minyak dan gas dari Rusia. Rencananya Uni Eropa masih tidak menyarankan larangan penuh untuk semua anggota.

Eropa mengimpor sekitar 3,5 juta barel minyak dan produk minyak dari Rusia setiap hari. Impor ini juga sangat bergantung dari pasokan gas di Moskow.

"Persediaan sangat ketat, jadi dengan latar belakang ini, ketika Anda berbicara tentang larangan ini, ada banyak pertanyaan tentang bagaimana (Eropa) akan menebusnya," jelas analis senior Price Futures Group kata Phil Flynn.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rencana Uni eropa

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Rusia dapat mengimbangi hilangnya salah satu pelanggan utamanya dengan menjual minyak ke importir lain termasuk India dan China.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen pada hari Rabu mengusulkan agar negara-negara Eropa melakukan embargo minyak dan gas secara bertahap kepada Rusia. Selain itu, ia juga mengusulkan agar memberikan sanksi kepada bank top Rusia.

Von der Leyen menjelaskan, langkah-langkah yang diusulkan oleh Komisi termasuk menghentikan pasokan minyak mentah Rusia dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir 2022.

Dia juga berjanji untuk meminimalkan dampak dari langkah tersebut pada ekonomi Eropa.

Berdasarkan sumber Uni Eropa kepada Reuters, Hungaria dan Slovakia, bagaimanapun, akan tetap membeli minyak mentah dari Rusia hingga akhir 2023. Hal ini sudah sesuai dengan kontrak yang ada.

Rusia dapat mengimbangi hilangnya salah satu pelanggan utamanya dengan menjual minyak ke importir lain termasuk India dan China. Sejauh ini tidak ada negara yang berhenti membeli minyak mentah maupun olahan dari Moskow.

Pasokan Minyak Dunia

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu pada hari Kamis OPEC+ diperkirakan akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan secara bertahap.

Kebutuhan yang jauh lebih besar dari persediaan kemungkinan tidak akan terpenuhi dalam waktu dekat ini. Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu pada hari Kamis OPEC+ diperkirakan akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan secara bertahap.

Di Amerika Serikat, stok minyak mentah naik moderat minggu lalu, menurut Administrasi Informasi Energi AS. Stok naik 1,2 juta barel karena Amerika Serikat merilis lebih banyak barel dari cadangan strategisnya.

Stok bahan bakar turun, sebagian karena ekspor produk yang lebih kuat sejak invasi Rusia karena pembeli mencari sumber lain.

Pasar sebagian besar mengabaikan pengumuman Federal Reserve bahwa mereka akan menaikkan suku bunga setengah poin persentase untuk mencoba menurunkan kenaikan inflasi.

"Pasar naik begitu kuat sebelum pengumuman itu, saya pikir (The Fed) adalah kesimpulan yang sudah pasti," kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy.

Infografis Krisis Venezuela di Negeri Minyak
Infografis Krisis Venezuela di Negeri Minyak
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya