Bea Cukai Evaluasi Insentif Bea Masuk Alat Kesehatan, Setop Tahun Depan?

Ketersediaan obat-obatan dan alat keehatan untuk penanganan covid 19 dinilai masih aman dan mencukupi kebutuhan dalam negeri.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Agu 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2022, 16:00 WIB
Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Untung Basuki. (Siti Ayu Rachma/Merdeka.com)
Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Untung Basuki. (Siti Ayu Rachma/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih akan mengucurkan insentif fiskal pembebasan bea masuk untuk sektor kesehatan. Namun insentif ini akan terus dievaluasi sesuai dengan perkembangan covid-19. 

Direktur Fasilitas Kepabeanan DJBC Kemenkeu Untung Basuki menjelaskan, untuk saat ini tren covid-19 varian terbaru yaitu varian B4 dan B5 ternyata tidak membuat lonjakan impor kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan untuk penanganan.

“Jadi untuk yang insentif untuk alat-alat kesehatan, kalau yang insentif vaksin itu masih berlaku atau belum dicabut. Namun secara periode kita melakukan evaluasi dengan Kemenkes dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),” ucap Untung, di Bandung, Rabu (10/8/2022).

Ketersediaan obat-obatan dan alat keehatan untuk penanganan covid 19 dinilai masih aman dan mencukupi kebutuhan dalam negeri. “Karena relatif tidak ada lonjakan impor untuk alat Kesehatan dan obat-obatan. Jadi supply dalam negeri sudah cukup,” terangnya.

Lebih lanjut untuk hasil evaluasi berdasarkan dengan pantauan dan konsultasi dari DJBC bersama dengan beberapa kementerian Lembaga atau stakeholder.

“Hasil evaluasi kita dengan teman-teman di Kemenkes dan BNPB kita akan melakukan perubahan lampiran kebutuhan barang-barangnya. Jadi kita menyesuaikan saja,” tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Contoh Malaysia dan China, Alkes Lokal Harus jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Penjualan Vitamin dan Alkes di Pasar Pramuka Meningkat
Aktivitas jual beli obat dan alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Penjualan obat, vitamin, dan alat kesehatan di pasar tersebut meningkat hingga 50 persen imbas lonjakan kasus virus corona Covid-19 di Ibu Kota. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Praktisi ekonomi Ilyas Indra mendukung penuh program pemerintah dalam rangka ketersediaan alat kesehatan produk dalam negeri.

Hal itu dikatakan Ilyas seiring dengan perkembangan pembangunan Rumah Sakit (RS), baik itu milik pemerintah maupun swasta. Dengan peningkatan jumlah RS sudah barang tentu kebutuhan alat kesehatan akan meningkat.

“Imbauan Presiden agar pihak rumah sakit lebih mengutamakan produk dalam negeri sudah tepat. Hal ini salah satunya dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di tengah wabah pandemi yang melanda sejumlah negara,” kata Ilyas dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Komite Pemuda Nasional Indonesia (KNPI) ini juga berharap agar pelaku usaha terus meningkatkan kualitas produksi alat kesehatan produk lokal agar tidak kalah saing dengan produk impor.

“Sebab untuk memproduksi alat kesehatan tentu dibutuhkan sebuah teknologi yang tinggi yang selama ini lebih banyak dikuasai oleh alat kesehatan produsen asing. namun kami yakin bahwa produk dalam negeri tidak kalah saing dengan alkes produk impor,” jelasnya.

Ilyas berharap agar pemerintah berperan aktif dalam menjembatani industri alat kesehatan produk impor untuk berkolaborasi dengan industri dalam negeri guna memproduksi dan mengembangkan alat kesehatan di Indonesia.

Pemerintah dapat mendorong penggunaan wajib alat kesehatan nasional seperti yang dilakukan oleh Malaysia, Korea, China, dan India.

“KNPI juga siap bersinergi dengan stakeholder guna mendukung pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Terutama dalam proses ketersediaan alat kesehatan dalam negeri,” pungkasnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dukung Kebijakan Pemerintah

Sementara Asosiasi Produk Kesehatan Indonesia (Asproksi) mengapresaiasi kebijakan Presiden Joko Widodo dalam rangka mendorong agar Rumah Sakit Daerah maupun swasta untuk menggunakan alat kesehatan dalam negeri.

Direktur Asproksi, Fazhra Fawwaz Al Firman mengatakan, imbauan Presiden Jokowi agar Rumah Sakit menggunakan alat kesehatan dalam negeri memberi dampak positif bagi pengusaha alat kesehatan. 

“Dengan kebijakan pemerintah yang mengimbau agar Rumah Sakit lebih mengutamakan alat kesehatan dalam negeri merupakan langkah positif agar Indonesia untuk terus berkiprah, terutama untuk meningkatkan alat kesehatan dalam produk dalam negeri,” ujar Fazhra.

Fazhra mengatakan, dengan memprioritaskan produk alat  kesehatan dalam negeri diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi yang melanda sejumlah negara, tak terkecuali bangsa Indonesia.

Menurut Fazhra, di Asproksi sendiri sudah memiliki banyak produk alat kesehatan yang diproduksi secara massal dan berstandar internasional yang tidak kalah kualitasnya dengan produk impor.

Lanjut Fazhra, saat ini selain alat kesehatan, Asproksi tengah melebarkan sayapnya untuk mempersiapkan diri  dalam memenuhi pengadaan obat-obatan keseluruh Rumah Sakit, Puskesmas dan Faskes lainnya.

“Asproksi memberikan wujud nyata dalam menjalankan programnya, utamanya yaitu pengadaan alat kesehatan guna mendukung pemerintah dalam rangka memulihkan perekonomian nasional akibat terdampak Covid-19,” jelasnya. 

Penuhi Kebutuhan Alkes

Fazhra Fawwaz Al Firman menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan yang baik dan berkualitas di berbagai daerah yang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Asproksi pun siap memberikan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh daerah di Indonesia terutama instansi terkait dan masyarakat pada umumnya akan alat kesehatan yang baik dan berkualitas.

Sebagai upaya konsolidasi karena selain memenuhi kebutuhan alat kesehatan, pihknya juga menyiapkan beberapa program lainnya, seperti jasa pembuatan izin alat kesehatan, pembuatan klinik kesehatan dan juga pengembangn bisnis di bidang herbal.

Kendati demikian, Asproksi juga mengharapkan adanya kemudahan regulasi perizinan terkait pemasaran alat kesehatan Dalam Negeri sehingga dapat membangkitkan perekonomian nasional di tengah membanjirnya produk Alkes impor. 

“Seperti ketika masuk di OSS, saat masuk ke laman berikutnya terkadang mengalami kesulitan, Untuk itu kami berharap kedepannya agar ada perbaikan sistem sehingga dapat mempermudah proses input data,” tandasnya.     

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya