Pahami Dulu, 3 Kesalahpahaman Soal Asuransi

Premi asuransi sering dianggap mahal. Padahal jika bandingkan dengan biaya kesehatan saat harus rawat inap di rumah sakit itu tentu jauh lebih mahal.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Agu 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi  PT Asuransi Jiwa Sequis Life.
Ilustrasi PT Asuransi Jiwa Sequis Life. Premi asuransi sering dianggap mahal padahal jika Anda bandingkan dengan biaya kesehatan saat harus rawat inap di rumah sakit itu tentu jauh lebih mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Saat pandemi banyak orang mulai tertarik untuk memiliki asurasi kesehatan dan asuransi jiwa. Namun ternyata sebagian besar masyarakat kadang masih memiliki kesalahpahaman mengenai asuransi. 

Kesalahpahaman inilah yang membuat mereka ragu-ragu sehingga menunda untuk memiliki asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa. 

Nah, bagi Anda yang belum memiliki asuransi atau ingin menambah perlindungan asuransi pastikan Anda paham dan memiliki pengetahuan yang benar tentang asuransi.

Berikut penjelasan Faculty Head Sequis Quality Empowerment Yan Ardhianto mengenai 3 kesalahpahaman tentang asuransi yang sering terjadi pada masyarakat:

Premi Asuransi Dianggap mahal

Premi asuransi sering dianggap mahal. Padahal jika bandingkan dengan biaya kesehatan saat harus rawat inap di rumah sakit itu tentu jauh lebih mahal. Ada juga yang berpendapat premi yang dikenakan pada dirinya lebih mahal dari orang lain yang usianya sama dan produk asuransi yang dipilih juga sama.

Ada juga yang mengira premi dapat diketahui langsung dari customer service atau admin media sosial perusahaan asuransi. Padahal, dalam menentukan premi, perusahaan asuransi terlebih dahulu melakukan perhitungan risiko masing-masing individu berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi kesehatan, serta gaya hidup. Itu sebabnya, premi setiap orang bisa berbeda.

Premi dianggap mahal sehingga calon nasabah langsung menolak karena merasa takut tidak dapat konsisten membayar dan merasa sayang mengeluarkan uang yang belum tentu dirasakan manfaatnya.

Premi asuransi seiring dengan manfaat yang didapatkan, sehingga manfaat yang didapatkan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Kita bisa sesuaikan lagi manfaat yang ditawarkan dengan begitu jumlah premi bisa lebih terjangkau. Kita juga bisa mendapatkan premi murah jika saat mengajukan asuransi masih berusia muda, produktif, dan sehat.

Sebaliknya, semakin tua usia maka premi asuransi juga semakin mahal. Belum lagi jika mengidap penyakit tertentu, besar kemungkinan premi akan lebih mahal atau pengajuan asuransi ditolak.

Jadi, jika Anda ingin mendapatkan premi yang relatif terjangkau maka selagi muda dan sehat segeralah berasuransi.

 

Asuransi Sama dengan Tabungan

Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Masyarakat tidak jarang berharap bisa mendapat hasil lebih layaknya tabungan dari premi asuransi yang sudah mereka bayarkan secara berkala. Padahal, asuransi merupakan instrumen keuangan yang berbeda dengan tabungan.

Asuransi pada hakekatnya berguna untuk memberikan proteksi dan rasa aman dari risiko finansial yang kejadiannya tak terduga dan berpotensi menyebabkan kerugian besar.

Dana asuransi tidak bisa diambil kapan saja sebagaimana tabungan dan bukan berfungsi untuk menyiapkan dana guna mencapai tujuan keuangan tertentu.

Dengan giat menabung tentu dapat membantu mencapai tujuan finansial tapi tujuan finansial bisa saja terhambat atau gagal jika terjadi risiko finansial, seperti sakit kritis, kecelakaan, dan cacat atau meninggal dunia dalam perjalanan waktu.

Manfaat asuransi bisa cair saat Tertanggung terkena risiko finansial sesuai ketentuan polis walaupun tak seorang pun ingin terkena risiko finansial tapi apa daya risiko tak dapat dihindari.

Dengan memiliki asuransi maka Anda dapat merasa aman dan terlindungi dalam perjalanan untuk mencapai tujuan finansial, seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan dana pensiun.

 

Menganggap Klaim pasti diterima

20160217-Ilustrasi Asuransi-iStockphoto
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Banyak masyarakat menganggap bahwa klaim asuransi kesehatan yang diajukan pasti diterima. Padahal, ada ketentuan dalam polis yang menjadi dasar pengambilan keputusan klaim. Umumnya, pengajuan klaim berpotensi ditolak jika termasuk dalam 3 hal ini:

• Pre-existing condition atau adanya kondisi tertentu yang sudah ada pada pasien sebelum memiliki asuransi yang masuk dalam pengecualian polis

• Masa tunggu yang tidak sesuai ketentuan polis. Jika telah ditetapkan pengajuan klaim tidak dapat dilakukan sebelum masa tunggu yang tertera dalam polis maka jika seseorang mengajukan klaim sebelum periode tersebut, sudah pasti klaim akan ditolak.

Nasabah baru bisa mengajukan klaim pada produk asuransi dengan manfaat kesehatan (asuransi kesehatan) jika masa tunggu 30 hari dan 90 hari pada produk asuransi dengan manfaat penyakit kritis (asuransi yang menanggung penyakit kritis).

Sementara untuk produk asuransi dengan manfaat meninggal dunia (asuransi jiwa) tidak ada masa tunggu untuk klaim meninggal dunia.

• Setiap perusahaan asuransi memiliki poin yang berbeda-beda mengenai pengecualian. Misalnya, klaim cedera karena tindakan pidana atau kejahatan umumnya tidak bisa diproses. Sehingga saat polis diterima, pastikan Anda baca dengan saksama semua manfaat dan pengecualiannya.

 

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya