YLKI Pertanyakan Kesiapan PLN soal Program Konversi Kompor Listrik

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan kesiapan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) soal program konversi kompor listrik

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2022, 12:45 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 12:45 WIB
Sekitar 2000 orang warga Kota Kendari mulai beralih ke kompor listrik mengikuti arahan Presiden Joko Widodo.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Sekitar 2000 orang warga Sulawesi Tenggara mulai beralih ke kompor listrik mengikuti arahan Presiden Joko Widodo.

Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mempertanyakan kesiapan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam menyediakan keandalan pasokan listrik untuk mendukung program konversi kompor gas elpiji 3 kilogram (kg) ke kompor listrik.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi menyatakan, ketersediaan pasokan listrik yang andal amat diperlukan untuk menyukseskan program konversi kompor gas ke kompor listrik  sekaligus menjamin hak-hak konsumen tetap terpenuhi.

"Bagaimana jadinya jika saat sedang memasak listrik PLN mati?," kata Tulus Abadi kepada Merdeka.com di Jakarta, Rabu (21/9).

Untuk itu, YLKI meminta pemerintah dan stakeholders terkait lebih serius dalam mempersiapkan berbagai faktor penunjang kesuksesan program konversi kompor gas ke listrik. Terutama, keandalan pasokan listrik sebagai bahan bakar utama pengganti gas elpiji 3 kilogram.

"Walaupun konsep kebijakan konversi ke kompor induksi terlihat baik dan pro poor, tetapi kebijakan ini seharusnya bukan hanya berbasis bongkar pasang atas kepanikan pemerintah terhadap melambungnya subsidi gas elpiji 3 kg," tutupnya.

 

Pemerintah Bagi-Bagi Gratis

Tinggal di Apartemen, Enaknya Pakai Kompor Induksi atau Kompor Listrik?
Kompor Listrik dan Kompor Induksi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah akan membagikan kompor listrik kepada masyarakat secara gratis. Hal ini sebagai upaya transisi penggunaan kompos berbasis LPG yang selama ini digunakan masyarakat.

"Iya dibantu (kompor listrik oleh pemerintah)," kata Arifin saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta Pusat, Senin (19/9).

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana juga memastikan migrasi penggunaan kompor induksi akan dibantu oleh pemerintah. Pengadaan kompor listrik akan dibagikan secara cuma-cuma baik saat proses uji coba maupun ketika migrasi bersama penggunaan kompor listrik.

"Iya gratis lah, kan namanya masih uji coba. Nanti pas implementasinya pasti gratis," kata Dadan di tempat yang sama.

Tolak Kompor Listrik Gratis, Penjual Mie Ayam: Kalau Buat Dagang Boros!

Kompor listrik induksi - Image by StockSnap from Pixabay
Kompor listrik induksi - Image by StockSnap from Pixabay

Pemerintah berencana membagikan paket kompor listrik senilai Rp 1,8 juta. Paket tersebut akan dibagikan kepada 300 ribu keluarga.

Pembagian paket kompor listrik ini dalam upaya migrasi penggunaan kompor listrik dari kompor gas LPG.

"Jadi satu rumah itu dikasih satu paket," kata Sekjen Kementerian ESDM, Rida Mulyana di Gedung DPR-RI, dikutip Rabu (21/9/2022).

Paket kompor listrik itu nanti akan dibagikan kepada masyarakat yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Paket senilai Rp 1,8 juta tersebut berisi kompor listrik (kompor induksi) dua tungku, alat masak dan Miniatur Circuit Breaker (MCB) yang berfungsi untuk mengatur kenaikan daya listrik di rumah tangga.

"Rp 1,8 juta itu rencana awal dengan dua tungku yang sama kapasitasnya," kata Rida.

Namun, lanjut dia, ada usulan kompor yang dibagikan hanya 1 tungku. Artinya kompor induksi ini memiliki daya yang lebih besar dan harganya naik. Namun hal ini masih dalam pembahasan.

"Nah masih dikalkulasi berapa harganya, harusnya kan nggak Rp 1,8 juta lagi, pasti lebih naik Rp 2 juta lah,” ujarnya.

Sementara itu, pembagian MCB ditujukan kepada pelanggan rumah tangga yang dayanya masih di bawah 1.000 VA. Pemberian MCB ini akan memudahkan pemerintah dalam menilai penggunaan bantuan di masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya