BPR e-Cash dan BPR Digi Bantu Ciptakan Inklusi Keuangan

Sektor keuangan termasuk BPR dan BPRS diharapkan dapat berkontribusi melalui peningkatan literasi keuangan dan pendalaman pasar, serta akses pembiayaan ke seluruh masyarakat Indonesia,

oleh Tira Santia diperbarui 19 Okt 2022, 20:25 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2022, 20:25 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka Munas XI Perbarindo 2022 dan Launching BPR e-Cash serta BPR DIGI secara virtual, Rabu (19/10/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka Munas XI Perbarindo 2022 dan Launching BPR e-Cash serta BPR DIGI secara virtual, Rabu (19/10/2022). (Dok Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan sektor perbankan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa naik kelas melalui pembiayaan, termasuk dalam platform digital. Hal ini sejalan dengan target Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan porsi kredit UMKM minimal 30 persen pada 2024. 

“Membaiknya pemintaan masyarakat, diminta agar perbankan dapat menyelaraskan lending appetite ataupun penyaluran kredit bagi dunia usaha guna memastikan dukungan yang cukup bagi sektor pendorong pemulihan ekonomi,” ungkap Airlangga saat membuka Munas XI Perbarindo 2022 dan Launching BPR e-Cash serta BPR DIGI secara virtual, Rabu (19/10/2022).

Bisnis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sendiri telah banyak yang menyasar kepada jenis kredit konsumsi serta UMKM. Hal ini berpotensi menjadi buffer di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh dengan ketidakpastian.

Di tengah kinerja UMKM yang mulai bangkit seiring meredanya pandemi, kinerja BPR dan BPRS juga diharapkan semakin terungkit.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara year-on-year pertumbuhan kredit BPR pada Juli 2022 yakni sebesar 9 persen dengan tingkat non perfoming loan yang masih terjaga, demikian juga dengan kinerja BPR berdasarkan rasio keuangan.

Peran strategis BPR dan BPRS tersebut harus didukung oleh penguatan sinergi antara Pemerintah, otoritas keuangan, dan bank sentral agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga dan tata kelola bank menjadi lebih baik dalam memajukan sektor riil, termasuk UMKM.

“Sektor keuangan perlu didorong untuk memanfaatkan momentum akselerasi daripada digitalisasi terutama pasca Covid-19. Digitalisasi terbukti mampu menghasilkan layanan keuangan yang efisien dan menjangkau pasar yang lebih luas. 19 juta UMKM telah masuk dalam ekosistem digital dan ditargetkan 30 juta UMKM akan masuk dalam ekosistem digital di tahun 2024,” ungkap Menko Airlangga.

 

Apresiasi BPR e-Cash dan BPR Digi

Ilustrasi bank
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengapresiasi Perbarindo yang telah meluncurkan layanan berbasis digital yaitu BPR e-Cash dan BPR Digi pada bulan Maret lalu.

Hal ini turut mendukung perkembangan ekonomi digital dan inklusivitas keuangan di Indonesia serta sejalan dengan perkembangan bisnis dan teknologi yang semakin dinamis sehingga memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.

Dalam jangka panjang, Indonesia memiliki target ekonomi untuk dapat tumbuh tinggi dan keluar dari middle income trap. Sektor keuangan termasuk BPR dan BPRS diharapkan dapat berkontribusi melalui peningkatan literasi keuangan dan pendalaman pasar, serta akses pembiayaan ke seluruh masyarakat Indonesia.

“Saya harap BPR e-Cash dapat meningkatkan layanan BPR atau BPRS bagi nasabah secara digital melalui smartphone dan BPR Digi dapat memberikan kemudahan akses dan transaksi kepada para nasabah BPR atau BPR Syariah. Semoga komitmen tersebut dapat meningkatkan daya saing BPR maupun BPRS kedepan,” pungkas Menko Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya