Liputan6.com, Jakarta - Harga emas membukukan kenaikan moderat pada perdagangan pekan ini. Khusus pada perdagangan Jumat, harga emas dunia mampu melaju lebih dari 1 persen di tengah pelemahan dolar AS.
Mata uang AS mengalami tekanan di tengah adanya potensi perdebatan di antara pejabat Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) tentang laju kenaikan suku bunga.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Sabtu (22/10/2022), harga emas dunia di pasar spot naik 1,64 persen ke level USD 1.654,41 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,2 persen menjadi USD 1.656,3 per ounce.
Advertisement
Artikel dalam Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa pejabat Fed tetap ingin kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin atau 0,75 persen pada rapat yang akan berlangsung November nanti. Sementara beberapa pejabat mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan.
"Artikel Wall Street Journal soal perdebatan laju kenaikan suku bunga ini menjadi pertimbangan para pelaku pasar," kata analis komoditas di TD Securities, Daniel Ghali.
Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada hari Jumat mengatakan bahwa bank sentral harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam jurang dengan pengetatan kebijakan yang berlebihan. Hal ini menjadi penekan bahwa the Fed mendekati titik di mana mereka harus memperlambat kenaikan suku bunga.
Sensitif
Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak membayar bunga.
Harga emas jika dihitung secara mingguan telah naik sekitar 0,6 persen, setelah rebound dari level terendah sejak akhir September 2022.
Kepala perdagangan U.S. Global Investors Michael Matousek mengatakan, dengan emas mencapai titik terendah, pelaku pasar mulai datang dan membelinya.
Nilai tukar dolar AS tergelincir 0,6 persen pada perdagangan sebelumnya dan membuat harga emas lebih murah bagi investor dari luar negeri.
Di sisi fisik, permintaan emas di India meningkat minggu ini karena beberapa konsumen membeli ke penurunan harga domestik menjelang festival.
Advertisement
Perdagangan Kemarin
Harga emas turun lebih dari 1 persen ke level terendah dalam tiga minggu pada perdagangan Rabu karena dolar AS dan imbal hasil Treasury naik. Hal ini akibat tekanan prospek kenaikan suku bunga agresif dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari CNBC, Kamis (20/10/2022), harga emas di pasar spot turun 1,5 persen menjadi USD 1.627,81 per ounce, setelah menyentuh level terendah sejak 28 September 2022 di awal sesi perdagangan.
Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 1,3 persen pada USD 1,634,2.
“Pasar terus cukup khawatir tentang pengetatan moneter Federal Reserve yang agresif,” kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities Bart Melek.
“Kita akan mengalami kenaikan suku bunga yang cukup curam dan mungkin bukan poros yang sangat cepat, jadi pasar emas merespons (untuk itu)," lanjut dia.
Beberapa pejabat The Fed telah menegaskan kembali komitmen bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga secara agresif untuk memerangi lonjakan inflasi, dengan pasar memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada November.
Meskipun emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
“Penurunan di bawah terendah September di (sekitar) USD 1.615 terlihat sangat mungkin sekarang, dengan USD 1.600 menjadi target penurunan berikutnya,” Fawad Razaqzada, Analis Pasar di City Index.