Bank Mandiri Tekan NPL ke Level 2,3 Persen hingga September 2022

Hingga akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 45,6 triliun.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Okt 2022, 18:15 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2022, 18:15 WIB
Salah satu BUMN yang telah berhasil mewujudkan transformasi digital adalah PT Bank Mandiri Tbk melalui Super App Livin’ by Mandiri. (Dok Kementerian BUMN)
Salah satu BUMN yang telah berhasil mewujudkan transformasi digital adalah PT Bank Mandiri Tbk melalui Super App Livin’ by Mandiri. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) konsisten menjaga kualitas aset. Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 2,3 persen per September 2022. 

Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1 persen atau telah turun sebesar 80 basis poin (bps). Dalam menjaga kualitas aset, Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. 

"Sampai dengan kuartal III 2022 kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio mencapai 292 persen, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247 persen,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Rabu (26/10/2022).

Adapun, hingga akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin melandai menjadi Rp 45,6 triliun.  Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari September 2021 yang sempat mencapai Rp 90,1 triliun, atau menurun 49,38 persen secara tahunan.

Menurut Darmawan, penurunan ini didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis debitur yang sudah kembali normal. 

Di samping itu, peran pemerintah dan regulator dalam menanggulangi COVID-19 di Tanah Air telah terbukti berhasil dan ekonomi telah kembali pulih bahkan tumbuh menguat dibandingkan posisi sebelum pandemi COVID-19

"Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 1,3 persen per September 2022. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 2,1 persen,” kata dia. 

 

 

Bank Mandiri Setor Rp 517 Triliun ke Negara Berkat Layanan Digital

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyiapkan layanan keuangan terbaik untuk mengoptimalisasi penerimaan negara melalui penerapan Modul Penerimaan Negara Generasi ketiga (MPN G3) oleh Kementerian Keuangan.

Hal ini sejalan dengan komitmen Bank Mandiri untuk terus merealisasikan peran sebagai mitra pemerintah yang konsisten mendukung pencapaian target-target pembangunan.

Hasilnya, Bank Mandiri sebagai Collecting Agent penerimaan negara telah berkontribusi sebesar Rp 533 triliun atau sekitar 26,5 persen dari total realisasi penerimaan negara pada APBN 2021 yang mencapai Rp 2.011,3 triliun. Kontribusi tersebut meningkat 24 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430 triliun.

“Kami telah mengembangkan layanan super app Livin’ by Mandiri dan digital super platform Kopra by Mandiri yang mampu memudahkan nasabah retail dan wholesale dalam memenuhi kewajiban kepada negara. Layanan ini terhubung langsung dengan MPN G3 Kemenkeu sehingga monitoring dan pelaporan dapat dilakukan secara up-to-date,” terang Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan dalam keterangan resmi, Rabu (26/10/2022).

Menurut Panji, kedua layanan digital tersebut memberikan kemudahan yang optimal bagi individu maupun pelaku usaha dalam membayarkan setoran kepada negara, karena dapat dilakukan dalam platform yang sama dengan sumber dana. Sehingga sangat praktis dan tidak perlu pindah ke aplikasi lain.

Kontribusi Dua Layanan Digital

Bank Mandiri Pimpin Pangsa Pasar Sindikasi Indonesia
Ilustrasi nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

“Berkat Livin’ dan Kopra by Mandiri, antusiasme nasabah dalam membayar setoran kepada negara pun meningkat. Buktinya, hingga September 2022, penghimpunan penerimaan negara melalui Bank Mandiri telah mencapai Rp 517 triliun, naik 32,5 persen dari periode yang sama tahun lalu,” kata Panji.

Tak ayal, Kementerian Keuangan lantas menganugerahi Bank Mandiri dengan predikat Diamond dalam Collecting Agent Performance Award 2021 kategori BUMN, yang merupakan penghargaan tertinggi atas realisasi volume penerimaan negara terbesar.

Penghargaan itu diserahkan oleh Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Hadiyanto di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2022, kemarin.

"Ke depan, kami percaya kehadiran dua layanan digital terkini tersebut akan semakin berkontribusi pada peningkatan penerimaan negara, karena jumlah pengguna yang terus meningkat dan pengembangan inovasi fitur keuangan, baik pada Livin’ maupun Kopra by Mandiri,” ujar Panji.

 

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 30,7 Triliun

FOTO: Uang Beredar pada November 2020 Capai Rp 6.817,5 Triliun
Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (20/1/2021). Realisasi M2 relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,5 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laba bersih konsolidasi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) hingga sembilan bulan pertama 2022 sudah melampaui capaian pada 2021. Adapun, bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu laba bersih bank berkode emiten BMRI ini sudah tumbuh 59,4 persen secara year on year (YoY) menembus Rp 30,7 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Hasilnya, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi ercatat sampai dengan akhir September 2022 berhasil tumbuh 14,28 persen secara YoY mencapai Rp 1.167,51 triliun. Pertumbuhan kredit jauh di atas  pertumbuhan industri pada September 2022 sebesar 11 persen YoY. Darmawan menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tentunya tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang masih solid.

"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” tutur dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Salah satunya adalah kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri tumbuh positif sebesar 12,2 persen YoY menjadi Rp 410 triliun per akhir September 2022.

Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 23,28 persen atau naik 822 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) konsolidasi terjaga solid di level 5,42 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya