Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Tesla sekaligus CEO baru Twitter, Elon Musk dikabarkan bakal menghadiri forum internasional B20 dalam KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali, pada 13-14 November mendatang. Forum ini merupakan bagian dari pelaksanaan KTT G20 di Bali.
Kehadiran orang terkaya dunia di forum tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Anindya Bakrie, melalui unggahan di laman Instagram resminya.
Baca Juga
Dalam unggahan tersebut, tampak nama dan foto Elon Musk sebagai salah satu pembicara dalam forum B20 ini. "Kurang dari 30 hari lagi KTT B20 Indonesia 2022 pada 13-14 November 2022," tullis Anindya Bakrie dalam unggahannya di Instagram, dikutip Rabu (2/11/2022).
Advertisement
"Komunitas bisnis, pemimpin pemerintah, dan pembuat kebijakan akan menghadiri forum bisnis internasional yang sangat dinanti ini untuk membahas rekomendasi kebijakan B20 Indonesia 2022 dan program warisan yang akan menciptakan perubahan yang berdampak pada lingkungan bisnis global," jelasnya.
"Kami dengan senang hati mengumumkan para pemimpin bisnis yang menginspirasi sebagai pembicara B20 Summit Indonesia 2022 pada sesi-sesi berikut," ungkap Anindya Bakrie.
ÂÂÂView this post on Instagram
Disebutkan, Elon Musk bakal hadir dalam sesi 'Menavigasi Disrupsi Masa Depan Inovasi Teknologi Global' bersama Anindya Bakrie. Namun, tidak disebutkan apakah sang miliarder akan hadir secara langsung atau secara daring. Â
Selain Elon Musk, sesi lain di forum B20 lainnya, juga akan melibatkan tokoh ekonomi ternama yakni pendiri sekaligus Ketua Eksekutif Tony Blair Institute for Global Change, juga ada CEO Unilever Alan Jope, dan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan Bank Dunia Mari Elka Pangestu.
Selanjutnya, ada juga Direktur Pelaksana Global McKinsey & Company Bob Sternfels, Ceo Manulife Roy Gori, serta Presiden Freeport-McMoRan Kathleen L Quirk.
3 Agenda Utama Hasil Identifikasi B20 dan L20 di Bali
Pada September 2022, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyambut baik Joint Statement antara Labour 20 (L20) dan Business 20 (B20), yang berlangsung di rangkaian G20 Labour and Employment Ministers Meeting (G20 LEMM).
B20Â bersama L20 telah mengidentifikasi sejumlah isu yang mengemuka dan perlu diatasi bersama melalui 3 agenda utama yaitu pekerjaan yang produktif, modern, dan layak; mendukung perusahaan berkelanjutan untuk menciptakan kondisi upah yang layak.
Serta menciptakan kebijakan perusahaan yang non diskriminatif dan mendukung kesetaraan gender dalam perusahaan baik di Indonesia maupun global.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, pun mengapresiasi joint statement antara B20 dan L20 yang sejalan dengan isu-isu Employment Working Group yang telah dibahas oleh tim kita sejak awal Maret lalu.
"Saya yakin ini akan memberikan dampak yang baik di tingkat nasional dan global untuk menghadapi tantangan tenaga kerja di tengah situasi yang tidak pasti," kata Menaker Ida, dalam sambutannya di acara G20 Labour and employment ministers networking, Rabu (14/9/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Chair of B20 Indonesia, Shinta Kamdani, mengatakan, dalam rangka mendukung G20, B20 berkomitmen untuk berkontribusi memperbaiki kondisi ketenagakerjaan global melalui konsensus bersama dalam rangka menciptakan pertumbuhan yang inclusive, innovative, dan collaborative.
"B20 dan L20 telah berkolaborasi erat untuk mengatasi tantangan global dan geopolitical melalui penyusunan rekomendasi tripartit dalam rangka mendorong reformasi kondisi ketenagakerjaan yang lebih baik, khususnya untuk mengatasi kesenjangan peluang dan kondisi tenaga kerja antara negara maju dan berkembang," kata Shinta Kamdani.
Advertisement
Kunci
Di sisi lain, Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid, mengatakan, salah satu kunci menghadapi era digitalisasi adalah inklusivitas gender, mengingat perbaikan kesetaraan gender berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi global sebesar USD 14 triliun pada tahun 2030.
"Untuk itu, B20 melalui Women in Business Action Council menaruh perhatian besar pada isu kesetaraan gender, melalui legacy One Global Women Empowerment yang mendukung perempuan di sektor bisnis melalui pemberdayaan, peningkatan kapasitas digital dan kebijakan yang berpihak pada lingkungan kerja yang aman dan setara," ujarnya.
B20 melalui The Future of Work and Education Task Force juga telah menghasilkan policy recommendation untuk memastikan akselerasi dalam menciptakan peluang kerja dan transisi pekerjaan, meningkatkan ketrampilan serta akses pendidikan.
"Legacy penting lainnya dari B20 adalah B20 Wiki, yang menjadi platform untuk meningkatkan kapasitas UMKM melalui cross-country collaborations dan digital transformation," pungkas Arsjad.