Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, harga telur ayam ras sejak bulan Maret terus meningkat. Komoditas ini sempat mengalami penurunan harga di bulan Oktober, yakni Rp 26.725 per kilogram.
"Harga telur ayam ras masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto, dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis (1/12).
Namun, penurunan harga tersebut tidak berlangsung lama. Di bulan November harga telur ayam ras kembali naik lagi menjadi Rp 27.476 per kilogram.
Advertisement
Sehingga secara bulanan inflasi telur ayam ras naik 2,77 persen (mtm) dan 17,11 persen (yoy).
"Telur ayam ras memberikan andil tertinggi di bulan November," kata dia.
Setianto menjelaskan kenaikan harga telur ayam ras ini terjadi karena ayam petelur memasuki masa afkir dini. Maksudnya, produksi telur ayam mengalami penurunan karena hanya bisa memproduksi sekitar 20 persen-25 persen dari kondisi normal.
Sementara itu, dalam waktu bersamaan, di bulan November terjadi kenaikan permintaan telur ayam ras. Sehingga kenaikan harga telur ayam ras tidak bisa terhindarkan.
"Kenaikan harga ini karena kondisi afkir dini dan peningkatan permintaan di bulan November," pungkasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Mendag Bantah Harga Telur Ayam Masih Mahal: Ngarang, di Solo Rp 27.000
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menepis isu kenaikan harga telur ayam di pasaran. Menurut hasil pantauan lapangannya di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu, harga telur ayam masih terjaga di kisaran Rp 27.000 per kg.
"Kamu ngarang tuh. Saya baru pulang dari Solo, Solo Rp 27.000 (per kg) harganya," ujar Zulkifli Hasan saat ditemui di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Adapun menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) per Jumat (16/9/2022) hari ini, harga telur ayam ras segar secara nasional memang mengalami penurunan sekitar 0,99 persen, atau Rp 300 per kg.
Namun, rata-rata harganya di lingkup nasional kini masih di kisaran Rp 30.100 per kg.
Bila dirinci secara provinsi, harga telur ayam ras segar termurah berada di Bali pada kisaran Rp 24.300 per kg. Sementara tertinggi berada di Papua, mencapai Rp 41.250 per kg.
Harga telur ayam termurah sendiri mayoritas memang berada di Pulau Jawa, seperti di Jawa Tengah (Rp 26.200 per kg) dan Jawa Timur (Rp 26.550 per kg).
Kemudian diikuti Lampung (Rp 27.100 per kg), Banten dan Jambi (Rp 27.150 per kg), serta Jawa Barat (Rp 27.250 per kg).
Sementara untuk harga telur ayam di DKI Jakarta masih sedikit lebih tinggi, yakni pada kisaran Rp 28.500 per kg, menjadikannya sebagai provinsi di Pulau Jawa dengan harga telur ayam tertinggi.
Advertisement
BPN Sebar 50 Ton Telur Tiap Hari ke Pasar Seharga Rp 27 Ribu per Kg
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menggandeng Kementerian Perdagangan, koperasi, dan asosiasi guna menggelar operasi pasar telur di sejumlah titik. Operasi pasar ini merupakan langkah sigap yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi pasokan dan harga telur.
“Upaya ini sebagai bentuk komitmen bersama untuk menstabilkan pasokan dan harga telur, serta menjaga keseimbangan baru di tingkat produsen dan konsumen. Di satu sisi kita membantu para peternak agar produksinya terserap oleh pasar, di sisi lain kita juga mengakomodir kepentingan konsumen serta masyarakat untuk mendapatkan harga yang wajar,” kata Kepala Badan Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo, Sabtu (3/9/2022).
Operasi pasar telur ini telah berjalan selama dua hari. Hari pertama, Kamis (1/9), digelar dengan menggelontorkan telur sebanyak 5 ton di tiga titik, yaitu Pasar Inpres Bata Putih Kebayoran Lama, Pasar Kebayoran Lama, dan Pasar Sayur Cipulir.
“Mulai hari ini kita akan gelar terus dengan peningkatan target pendistribusian menjadi 50 ton per hari, atau sekitar 10 truk per hari,” ujarnya.
Adapun sampai dengan 5 September ini operasi pasar minimal akan digelar di 5 titik, yaitu Pasar Minggu, Pasar Cijantung, Pasar Inpres Bata Putih Kebayoran Lama, Pasar Kebayoran Lama, dan Pasar Sayur Cipulir.
Menurutnya, telur pada operasi pasar tersebut didistribusikan dengan harga jual sebesar 27 ribu rupiah per kg di tingkat konsumen. Di mana harga tersebut telah sesuai dengan harga acuan penjualan (HAP) di tingkat konsumen yang telah disepakati antara NFA dengan stakeholder perunggasan nasional dan saat ini dalam proses pengundangan.
“HAP telur yang telah disepakati 22 – 24 ribu rupiah per kg di tingkat produsen/peternak, dan 27 ribu rupiah per kg di konsumen. Harga tersebut sesuai dengan kesepakatan antara NFA dengan pelaku usaha dan stakeholder perunggasan nasional, sehingga dengan ini kita berharap peternak/petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat tersenyum,” ujarnya.